Senin, 17 November 2008

Peluang Bisnis Menjaring Laba dari Pencari Pekerja ala BINUS CENTRE

Pusat pelatihan Binus Center menawarkan kesempatan kerja sama waralaba. Modal dan biaya operasionalnya sangat besar. Jika roda bisnis berjalan sesuai dengan rencana di atas kertas, tak sampai tiga tahun franchisee sudah bisa balik modal.

Sebagai universitas, nama Bina Nusantara atawa Binus cukup tersohor di Indonesia. Tapi, tak banyak yang tahu jika gurita bisnis Binus juga sudah merambah ranah pendidikan nonformal. Ya, mulai tahun 1991, dengan bendera Binus Center, Binus telah menyelenggarakan berbagai pelatihan persiapan kerja.

Awalnya, Binus Center mengembangkan jaringan dengan membuka cabang sendiri. Ada empat cabang yang telah dibuka: di Jalan Syahdan (Binus Center Pusat), Grogol, Kedoya, dan di Kampus Anggrek (Kebon Jeruk). Tapi, demi mempercepat pertumbuhan, mulai tahun 2002, Binus Center mengubah pola pengembang bisnisnya menjadi waralaba (franchise).

Hingga kini, waralaba Binus Center sudah tersebar hingga Padang, Medan, Batam, serta Bali. Total jenderal, sudah terdapat 10 gerai waralaba Binus Center di seluruh Indonesia. "Target tahun ini, kami membuka enam outlet baru. Dua baru saja beroperasi dan empat lainnya dalam persiapan," terang Dhyana P. Lim, Direktur Binus Center.

Jika berminat, Anda bisa bergabung menjadi terwaralaba Binus Center. Cuma, usaha ini jelas bukan usaha kecil-kecilan. Artinya, modal awal yang harus Anda miliki juga lumayan besar; yaitu bisa mencapai sekitar Rp 1,7 miliar. Duit segitu dibutuhkan untuk pengadaan tempat (sewa), renovasi, membeli komputer dan infrastruktur, dan membeli perlengkapan-perlengkapan lain. Selain itu, dana itu juga dipergunakan untuk membayar franchise fee Rp 200 juta untuk periode lima tahun.

Butuh bangunan yang luas

Jangan lupa untuk menyisihkan Rp 100 juta pada tiga bulan menjelang beroperasinya gerai Anda. "Itu untuk training instruktur, pemasangan, dan kebutuhan belanja keseharian lain," terang Dhyana.

Oh, ya, khusus soal tempat, Anda kudu mempersiapkan bangunan yang berukuran minimal 300 m2; di atas tanah seluas 400 m2. Di dalam gedung tersebut, setidaknya harus tersedia empat ruang kelas. Satu ruang berisi 12 kursi, sementara tiga ruang lainnya berisi 14 kursi. Di masing-masing meja tersebut wajib tersedia satu set komputer.

Jika gedung siap dioperasikan, bersiaplah untuk membukanya tempat kursus Anda dari pukul 8.00 hingga 21.00. Jam buka tersebut dibagi menjadi empat shift-pagi, siang, sore, malam-yang rata-rata terdiri dari tiga jam.

Sesuai dengan bidang keahliannya selama ini, Binus Center melayani berbagai pelatihan seputar teknologi informasi. Namun, pada tahun ini ada tambahan "menu" pelatihan berupa pelatihan bahasa. "Ada bahasa Inggris, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, dan bahasa Prancis," tutur Dhyana. Enaknya, semua modul pelatihan itu sudah disediakan Binus Center Pusat. Jadi, terwaralaba tinggal memilih modul pelatihan mana saja yang akan ia ambil.

Selain program yang sudah baku itu, terwaralaba juga bebas menciptakan program-program pelatihan lain; asalkan masih sesuai dengan panduan kantor pusat. "Kami membuka pelatihan komputer bagi siswa SD hingga SMU," tutur Ruri, staf bagian pemasaran Binus Center Bintaro mencontohkan.

Yang menarik, Binus Center ternyata tak hanya mampu menggaet para lulusan universitas yang sedang mencari pekerjaan. Asalkan jeli, Anda bisa menggaet perusahaan menjadi pelanggan lembaga ini. Jadi, Binus Center merancang dan melaksanakan pelatihan bagi para karyawan perusahaan tersebut. Langkah semacam ini sudah dilakukan banyak cabang Binus Center.

Institusi yang berhasil digaet cukup banyak, mulai dari instansi pemerintah atau BUMN sampai perusahaan swasta. Beberapa perusahaan yang pernah mencicipi program pelatihan Binus Center adalah Telkom, Pertamina, Jamsostek, Bank Indonesia, Bentoel, IBM, Grup Orang Tua, Sucofindo, Sumarecon Agung, Gramedia Media Asri, dan masih banyak lagi. "Saat ini kami sedang menjajaki kerja sama dengan Nokia Training Center," kata Dhyana.

Agar bisa menyediakan pelatihan yang berkualitas, tentu saja, setiap Binus Center harus memiliki instruktur yang ahli. Semakin banyak program yang disediakan, semakin banyak pula instruktur yang dibutuhkan. Ambil contoh Binus Center Bintaro yang memiliki 50 orang pengajar. Sementara itu, Binus Center Pusat memiliki 60 orang instruktur. "Instruktur di pusat juga mengajar di tiga cabang lain," imbuh Dhyana.

Biaya operasionalnya ratusan juta

Upah instruktur ini dihitung per giliran (shift) atau per tiga jam. "Instruktur pemula tarifnya Rp 150.000 per shift, lama-lama bisa menjadi Rp 500.000 per shift," tutur Dhyana.

Sampai di sini, Anda bisa membayangkan bahwa selain membutuhkan modal yang lumayan besar, bisnis ini juga butuh biaya operasional yang tak kecil pula. Pertanyaannya: bagaimana potensi keuntungannya?

Jawabannya tentu saja tergantung dari banyaknya peserta pelatihan yang ikut program dan jumlah program pelatihan yang Anda jual. Para peserta pelatihan itu akan membayar biaya kursus yang besarnya dipatok Rp 25.000 per jam. Tapi, ini hanya patokan saja, lo. "Masing-masing Binus Center bisa menentukan tarifnya sendiri asal tidak seenaknya banting harga," tutur Dhyana. Karena itu, tak perlu heran jika ada Binus Center yang memasang tarif Rp 35.000 per jam.

Nah, jumlah pendapatan Anda per bulan adalah total jam kursi terisi (seat hour) dikalikan tarif kursus tadi. Target yang dipasang Binus, kursi yang ada di Binus Center sebaiknya rata-rata terisi sekitar 67,5% atau sekitar 5.100 seat hours per bulan. Dengan asumsi tarif kursus Rp 25.000 per jam tadi, artinya target pendapatan Binus Center Anda adalah sekitar Rp 127,5 juta per bulan.

Pada prakteknya, tentu saja, total pendapatan yang diperoleh Binus Center bisa melampaui angka itu. Contohnya Binus Center Bintaro yang bisa mengantongi omzet di atas Rp 500 juta per bulan. Angka itu bisa tercapai lantaran cabang ini memiliki tujuh kelas dan berhasil menjual sekitar 3.000 seat hours lebih per minggu. Sudah begitu tarif kursus yang dipasangnya juga Rp 35.000 per jam.

Tapi, tak semua pendapatan itu menjadi hak terwaralaba. Pasalnya, masih ada royalty fee yang harus Anda bayarkan. Tarif royalti ini agak unik. Besarnya 20%, tapi tidak dihitung berdasarkan total pendapatan, melainkan dari harga pokok seluruh pendapatan pelatihan itu. "Semacam biaya produksi kalau di industri barang. Harga pokok tersebut bisa 40% dari harga jual, bisa juga lebih, tergantung dari bobot modul," ungkap Dhyana. Royalti ini disetor setiap tiga bulan.

Selain itu, Anda juga harus menanggung biaya operasional Binus Center dan gaji pengajar yang besarnya bisa mencapai ratusan juga per bulan. Dengan skema seperti itu, "Balik modalnya enggak sampai dua setengah tahun," janji Dhyana. Berminat? "List kami panjang, lo," ungkapnya
__________________

0 komentar: