Wingki Waluyo boleh disebut sebagai pemburu franchise sejati. Di usianya yang saat ini baru menginjak 27 tahun, ia sudah mempunyai 9 usaha waralaba (7 primagama, LP3I dn ILP masing-masing satu). Hebatnya lagi, seluruh usaha itu dibangunnya dalam waktu yang relatif singkat, dua tahun.
Naluri bisnis Wingki sebenarnya muncul setelah ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti tahun 2000. Berbeda dari rekan-rekannya yang berlomba-lomba mengirim lamaran ke berbagai perusahaan, Wingki malah membuka usaha bengkel di bilangan Jatibening, bekasi.
"Usaha bengkel bagus, tapi lambat perputarannya, saya ingin coba yang lain," ungkap Wingki. Untuk mengasah naluri bisnisnya, Wingki pun mengambil kuliah di Entrepreneur University (EU) yang dikelola Purdi E Chandra. Dari pelatihan selama tiga bulan yang menelan biaya Rp 1,1 juta inilah semua bermula.
"Kalau ingin bisnis tanpa perlu merintis dulu, ya waralaba,"ungkap Wingki. Namun, pria yang tengah menanti kelahiran putra keduanya ini dipusingkan oleh pilihan waralaba yang demikian banyak. Rupanya, ia kepincut dengan tawaran waralaba pendidikan.
"Selain ada unsur sosialnya, enaknya dari bisnis pendidikan kita bisa terima cash dimuka dari uang pendaftaran,"ujarnya. Bukan karena terbujuk oleh sang empunya EU, pilihan pertama Wingki jatuh pada Primagama. Jumlah Primagama yang lebih dari 300 kampus, menjadi jaminan baginya. Apalagi sebelumnya ia pun sudah mengonfirmasikan ke beberapa pemegang waralaba Primagama lainnya,-"Ternyata bisnis ini memang bagus. Banyaknya orang tua yang rela keluar uang banyak agar anaknya sukses di sekolah,"ujarnya.
Mei 2003 Wingki membeli hak waralaba Lembaga Pendidikan Primagama. Lokasi kampus pertamanya yang dipilih: Jl. Perumnas Raya Buaran BLOK a/97-99, Jakarta Timur, Disekitar lokasi ini, terdapat banyak sekolah (SD, SMP, SMU) yang menjadi target pasar Primagama juga ada yang survei lokasi memastikan potensinya bagus," kata Wingki.
Untuk memulai bisnis waralaba ini, Wingki mesti merogoh kocek Rp 500 juta untuk membayar Franchise Fee Rp 150 juta (kontrak 5 tahun), menyewa ruko tiga lantai dan modal kerja. Selain dari kantong pribadi, Wingki juga memanfaatkan pinjaman bank dan keluarganya.
Hanya dalam hitungan bulan, uang Rp 500 juta yang ia bayarkan sudah kembali di tangan. Maklum, triwulan pertama sudah mencetak omset lebih dari Rp 500 juta. Bayangkan, dalam dua bulan saja uang pendaftaran yang terkumpul mencapai Rp 500 juta. Hitungannya, dari jumlah peserta 500 orang dengan biaya pendaftaran Rp 1 juta/orang. Padahal, target kembali modal yang dicapai para franchisee Primagama lainnya rata-rata dua tahun.
Sukses dengan satu gerai, Wingki terus berekspansi. Keuntungan yang diraih diputar lagi untuk mendirikan cabang-cabang baru. Dalam dua tahun ia sudah punya 6 gerai tambahan. Lima di Jakarta: Rawamangun, Kampung Melayu, Penggilingan, Cipinang Jaya dan Rawasari, serta satu gerai di Semarang. Bahkan untuk cabang Rawamangun, Rawasari dan Semarang ia beli melalui cara ambil alih.
Dari perputaran uang yang ia dapatkan dari Primagama, ia juga membeli hak waralaba LP3I dan lembaga kursus bahasa Inggris, ILP. LP3I dibeli Wingki pada Juli 2004 secara take over senilai Rp 1,75 miliar, sudah termasuk franchise fee Rp 450 juta (kontrak 5 tahun). Sementara ILP yang ia buka di Cibubur September tahun lalu, franchise fee yang harus dibayarkan Rp 230 juta (kontrak5 tahun).
Buat Wingki, ambil alih lebih manguntungkan. Pasalnya, ia tidak perlu repot keluar biaya banyak untuk promosi lokasi kampus baru. "Muridnya juga sudah ada," katanya.Praktis untuk kampus yang sudah lama berdiri yang ia ambil alih urusannya tigal bagaimana mengelola uang pemasukan. Karyawan dan staf pengajar sudah ada termasuk manajemennya. Sebagai pemilik ia hanya menempatkan orang kepercayaan di bagian keuangan."Untuk menghindari fitnah," ujarnya beralasan.
Dengan 9 gerai yang dimiliki Wingki sekarang, ia bisa menikmati perputaran uang, paling tidak Rp 7 Miliar per tahun.
Wingki mengaku tidak banyak turun tangan mengelola waralabanya. Malah ia juga tidak punya ruang khusus di kampusnya. Semua urusan sudah ada yang mengelola, yakni kepala cabang. Kepala cabang inilah yang mengelola 6 unit kampus Primagamanya yang ada di Jakarta,mulai dari promosi dan pemasaran, hingga menyusun pembagian tugas mengajar, dan koordinasi dengan kantor pusat Primagama."Sebagai pemilik saya tinggal mengecek saldo rekening tabungan dari tiap pendaftaran yang masuk," ucapnya santai.
Peluang Bisnis Pendidikan Waralaba LP3I
(Lembaga Pendidikan Pengembangan Profesi Indonesia)
Bidang Usaha : Pendidikan
Tahun Berdiri : 1989
Mulai Waralaba : 1998
Jumlah Cabang : 29 cabang
Franchise Fee : Paket profession 75-150 jt, Paket college 250 - 350 jt
Opening Fee : -
Royalty : Paket Profession 6%, Paket college 10% + Biaya Manajemen 1.5 jt
Marketing Fee : Paket profession 4%, Paket College 8%
Investasi Awal : +/- Rp. 500 juta - 1.6 milliar
Persyaratan lain : -
Kontak Person : Hari Madya, Agus Warman
Alamat : Gedung Sentra Kramat Blok B6-B9, Jl Kramat Raya 7-9 Jakarta
Telephone : 021-3925450
Fax : 021-31925189
Franchise Fee Rp 250,000,000 (7 Tahun)
Sewa Gedung Rp160,000,000 (2 tahun)
Renovasi Gedung Rp 50,000,000
Perizinan & Peresmian Rp 5,000,000
Modal Kerja Pra- Operasional (persiapan 3 bulan) Rp 142,000,000
Sarana & Prasarana Belajar (utk 4 kelas) Rp 45,000,000
Sarana & Prasarana Lab Komputer (1 kelas) Rp 127,000,000
Sarana & Prsarana Pimpinan & FO ( 1ruang) Rp 60,000,000
Biaya Opersional (rata rata) Rp 136,000,000
Biaya Administrasi Umum & Kantor (rata rata) Rp 365,000,000
Fee Organisasi Rp 132,000,000
Marketing Rp 132,000,000
Iklan Rp 102,000,000
Total Biaya Mulai Dari Investasi Awal Hingga Siap Operasi
= 1,710 Milyar
Pemasukan Dari Siswa pertahun sekitar = 1,325 Milyar, jadi potensi profit per tahun adalah = 457,000,000
BEP sekitar 3,5 tahun
Tahun ketiga
2 jam yang lalu
3 komentar:
sangat bagus sekali tentang sejarah bisnis mencari uang...
Hello. And Bye.
terima kasih info waralabanya...
Posting Komentar