Budi Utoyo sukses membangun spa untuk konsumen kelas menengah. Sebuah ide bisnis yang layak ditiru untuk bidang yang lain. Ada peluang untuk membeli franchisenya.
Kesibukan kerja yang mendera masyarakat kota besar, Jakarta khususnya, menjadikan keinginan untuk sesekali bersantai sudah seperti kebutuhan. Kondisi ini memicu munculnya berbagai tempat relaksasi, salah satunya spa. Tetapi, sejauh ini, belum banyak spa yang ditangani dengan benar atau menyediakan fasilitas sesuai dengan namanya. Seperti diketahui, di kota metropolitan ini, banyak dijumpai tempat relaksasi yang mengatasnamakan spa, tapi ketika masuk ke dalamnya yang ditemui justru sebaliknya. Istilah kerennya spa plus.
Di sisi lain, spa yang bertebaran di ibukota negara ini cenderung ditujukan bagi kalangan menengah ke atas. Misalnya, Martha Tilaar Day Spa yang sangat eksklusif dan hanya dapat dijumpai di kawasan-kawasan mentereng. Sehingga, tidak semua orang bisa merasakan bagaimana nikmatnya fasilitas spa. Padahal, keinginan untuk rileks adalah milik semua orang. Di samping itu, dari segi bisnis, begitu eksklusifnya spa semacam ini sehingga balik modalnya sangat lama dan sulit dideteksi. Kondisi ini memunculkan inspirasi dalam benak Budi Utoyo, pemilik Leha-leha Day Spa, untuk membangun spa yang “ benar” dengan fasilitas kelas atas tapi dengan tarif kelas menengah.
Mengapa kelas menengah yang dibidik? “Sebab, melayani masyarakat kelas atas itu susah, padahal market mereka tidak besar. Di sisi lain, jangkauan saya adalah lima tahun ke depan, di mana spa sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok. Sehingga, saya harus sangat serius merintisnya,” ujar Budi.
Untuk itu, pada 24 Juli 2004, Budi membangun Leha-leha Spa di atas ruko bertingkat dua seluas 5x15 m². Berbeda dengan spa-spa pada umumnya, selain menyediakan massage, manicure, pedicure, dan sebagainya, spa yang berlokasi di Kalimalang ini juga menyediakan fasilitas slimming spa dan body counturing, serta whitening spa. Slimming spa memberi janji berupa lingkar perut berkurang minimal 3 cm untuk sekali treatment. “Wanita mana yang tidak tertarik dengan penawaran ini?” katanya, bangga.
Slimming spa dan body counturing ini menggunakan tiga metode yaitu parafango (metode pengurangan ukuran lingkar tubuh dan selulit dengan menggunakan parafin), fitness wrap bandages (metode pengurangan ukuran lingkar tubuh dan selulit dengan sistem pembalutan), dan aromatic sculpture (metode pengurangan ukuran lingkar tubuh dan selulit dengan mengandalkan berbagai macam aromaterapi). Kepada mereka yang ingin merasakan berbagai perawatan ini, Budi mengenakan Rp50 ribu hingga Rp450 ribu, tanpa mengurangi kualitas produk.
Tidak rugi? “Penekanan saya pada investasi tempat,” ujarnya. Budi membandingkannya dengan Martha Tilaar Day Spa. Dengan selalu mengambil tempat-tempat mahal sebagai lokasinya, spa ini membebankan franchise fee sebesar Rp1,5 milyar di luar bangunan dan dengan BEP lima tahun. “Siapa yang mau menunggu lima tahun hanya untuk balik modal? Karena, biasanya BEP tercapai setelah dua tahun beroperasi,” jelasnya.
Sedangkan untuk Leha-leha Day Spa, franchisee cukup merogoh kocek sebesar Rp350 juta, membayar royalti fee 5% per bulan, dan jaminan akan BEP dalam tempo satu tahun. “Kami juga membangunkan interior dan menyediakan produknya, serta memberi pelatihan gratis kepada para terapisnya langsung di bawah bimbingan dokter,” ucapnya. Sebagai informasi tambahan, Budi memproduksi sendiri 14 produk perawatan kecantikan dan kesehatan untuk spa ini, seperti susu pembersih, sabun muka, toner, krim, gel, bedak, dan tonik rambut dengan harga Rp20 ribu–Rp50 ribu per buah.
Investasi di Spa ini mungkin terbilang paling murah di kelasnya. Sebab, untuk membangun Gaya Spa (spa yang diakui Budi selevel dengan spanya, red.) saja dibutuhkan investasi sebesar Rp600 juta. Padahal, Leha-leha Day Spa sudah menggunakan SG2000 untuk berendam, sedangkan Gaya Spa masih menggunakan whirpool. Leha-leha Day Spa memiliki Slimming Spa, sedangkan Gaya Spa tidak memilikinya. Martha Tilaar Day Spa memilikinya, tetapi harganya hanya bisa dijangkau masyarakat kelas atas.
Dalam hal pemijatan, para terapis spa yang masih dikhususkan buat wanita ini diajari langsung oleh dokter. Sehingga, cenderung mengandung unsur medis, bukan sekadar relaksasi. “Untuk tujuan yang berbeda, menggunakan terapis yang berbeda pula,” jelasnya.
Selain spa, Budi juga menjual franchise Klinik Kecantikan dan Kesehatan dr. Yati Utoyo (bersama sang istri), dengan “harga” Rp500 juta. Klinik yang telah berdiri pada 1999 ini berfungsi saling melengkapi dengan spa yang kini memiliki cabang di Cikarang dan Bumi Serpong Damai. “Konsep kami memang one stop shopping di bidang kecantikan dan kesehatan,” kata Budi yang kini memiliki 600 konsumen tetap. Sekadar informasi, Leha-leha Day Spa berencana membuka cabang di Kota Palembang, Yogyakarta, Surabaya, Purwokerto, Semarang, Solo, dan lain-lain.
Untuk melebarkan pasar, spa yang beromset Rp60 juta–Rp80 jut per bulan ini menggunakan marketing with love. Artinya, konsumen dilayani dengan baik, diberi penjelasan secara rinci tentang masalah penyakit atau gangguan di tubuh mereka, mengundang mereka dalam acara-acara keluarga, dan memperlakukan “pasien” seperti saudara. “Singkat kata, berbisnis dengan hati untuk membangun kebersamaan,” jelas Budi yang spanya dikunjungi 50–100 konsumen per hari. Peluang bisnis yang menjanjikan.
Spa Leha-leha & Klinik Kecantikan Dr. Yati Utoyo
Komplek BSK Blok B No. 4K.H Noer Ali,
Jl - Kalimalang, Bekasi 17114
Telp. 021-88950934Fax. 021-88952042
Ir. Budi & Yati Utoyo alumnus EU 29
ANALISIS
Investasi
Untuk Spa Rp.350.000.000,-
Untuk Klinik Rp.500.000.000,-
Total investasi Rp.850.000.000-
Sewa Ruko u/ 1 tahun pertama Rp.60.000.000,-
Total dana yang harus dimiliki Rp.910.000.000,-
Perkiraan pendapatan per bulan:
Perawatan spa dan klinik Rp. 90.000.000,-
Penjualan obat-obatan Rp.12.500.000,-
Total Pendapatan per bulan Rp.102.500.000,-
Perkiraan biaya sebulan :
Sewa ruang Rp. 5.000.000,-
Gaji Karyawan
2 orang dokter @ Rp. 3.000.000,- Rp.6.000.000,-
2 orang perawat @ Rp. 1.250.000,- Rp.2.500.000,-
1 supervisor @ Rp. 1.500.000,- Rp.1.500.000,-
5 Therapis @ Rp. 800.000,- Rp.4.000.000,-
1 Keuangan @ Rp. 1.000.000,- Rp.1.000.000,-
2 Adm. & Kasir @ Rp. 800.000,- Rp.1.600.000,-
2 Office boy & Kurir @ Rp. 750.000,- Rp.1.500.000,-
Pembelian produk perawatan & obat2an Rp. 32.000.000,-
Listrik, air dan telepon Rp.3.000.000,-
Fee manajemen & marketing Rp.2.700.000,-
Royalty fee (5% dari omzet) Rp.4.500.000,-
Perawatan & kebersihan fasilitas Rp.1.000.000,-
Total Biaya Rp.66.800.000,-
Keuntungan per bulan Rp.35.700.000,-
Perkiraan balik modal (ROI) =
Rp. 850.000.000,- - Rp. 35.700.000 = 23,81 bulan = 2 tahun
Tahun ketiga
2 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar