Bagaimana, Anda sebagai seorang peminat bisnis membaca data-data berikut ini. Menurut beberapa penelitian, seperti yang pernah dilansir oleh beberapa operator telepon seluler nasional seperti Indosat, Telkomsel, pengguna telepon seluler di Indonesia saat hingga akhir Januari 2005 telah mencapai 30 juta orang, dan diperkirakan pada akhir 2007 akan berkembang menjadi sebanyak 65 juta orang. Pertama tentu saja pertumbuhan konsumen telepon selular melampui perkiraan banyak orang. Terus pengguna telepon seluler ternyata melampaui pertumbuhan perkembangan telepon sambungan tetap (fixed line).
Menurut pengamatan Direktur Marketing PT Cendana Teknika Utama (CTU) Muhammad Rivai, sekitar 90% atau 27 juta konsumen telepon seluler ternyata lebih memilih produk kartu prabayar untuk mengisi pulsanya. Dengan fakta stastik inilah, maka CTU yang memproduksi produk-produk elektronika kontrol dan teknologi informasi (TI) di kota Malang mencoba berinovasi.
Sehubungan layanan isi ulang telepon tanpa kabel ini kini berkembang bisnis turunannya. Selain yang telah diketahui selama ini –dengan membeli kartu dan pengisisian elektronik—kini ada layanan isu ulang baru yang potensial menjadi bisnis baru. Nah layanan itu adalah mengisi pulsa sendiri dengan model layanan seperti cara kerja warung telekonomikasi (wartel). Inilah produk baru yang diluncurkan oleh PT CTU melalui produknya yang dirilis dengan nama Cendana 2000. Alat ini hakekatnya adalah perangkat kios pulsa yang diisi sendiri oleh konsumennya.
Prinsip kerja kios pulsa dan SMS Swalayan ini dapat dikatakan hampir mirip seperti perangkat wartel. Begitu selesai isi pulsa, alat akan mencetak nota dan langsung bayar ke kasir. Bila selama ini pelanggan yang datang ke counter HP, pulsa yang dibeli biasanya berupa kartu atau diisikan oleh petugas. Pada kios pulsa swalayan tadi, konsumen yang input nomor HP miliknya. “Alat akan mengenali jenis kartu yang digunakan dan selanjutnya akan menampilkan pilihan denominasi serta harganya, setelah itu alat akan memverifikasi pilihan pulsa dan nomor yang dimasukkan. Setelah ok alat akan langsung mengorder ke server pulsa Cendana, dan begitu selesai printer akan mencetak bon secara otomatis,” lanjutnya.
Menurut Rivai penemuan alat ini dilatarbelakangi oleh beberapa kondisi. “Kami melihat semakin merosotnya pendapatan dari para pengusaha wartel. Lalu kami melakukan survey/polling ke sekitar 200 pengusaha Wartel di Malang. Hasilnya, sekitar 95% menginginkan adanya varian layanan dilokasi usaha mereka,” katanya. Dengan argumentasi bahwa wartel sebagai fasilitas layanan telekomunikasi umum yang sudah lama eksis, dan di sisi lain melihat perkembangan bisnis telepon seluler semakin hari semakin meluas membuat perusahaan tersebut turut andil di bagian hilir bisnis. Dan dari situ tercetus ide untuk membikin alat komunikasi lewat short message service (SMS) publik serta penjual voucher elektrik swalayan,” tambahnya.
Alasan di atas diperkuat data yang dipublikasikan bahwa pendapatan operator telepon selular dari setiap pelanggan adalah sekitar Rp 88.000- Rp 123.000/bulan. Dengan mengambil rata-rata sebesar Rp 100.000, berarti uang yang beredar dalam penjualan pulsa prabayar per bulan dari 27 juta pelanggan adalah sebesar Rp 2,7 trilyun. “Perkembangan jumlah pelanggan yang semakin banyak dan jumlah wilayah yang semakin luas, tentunya juga dibutuhkan jaringan distribusi pemasaran pulsa yang lebih banyak juga,” dalihnya.
Kondisi di atas ternyata didukung oleh fakta di lapangan bahwa di antara dua jenis cara pengisian pulsa, yakni antara membeli kartu dengan isi ulang secara elektronik, pengguna handphone lebih merasa nyaman ketika melakukan isi pulsa dengan isi ulang elektrik. “Terbukti pula bahwa pengisian pulsa secara elektronik merupakan solusi efektif dan efisien untuk memotong biaya distribusi berantai, memangkas berbagai macam bentuk pemalsuan voucher serta biaya produksi yang tinggi,” imbuhnya.
Menurut Rivai pasar produknya selain melayani pemilik telepon selular prabayar untuk isi ulang pulsa, produk yang dilaunching pada bulan Mei 2005 tersebut, juga untuk melayani komunikasi SMS bagi yang tidak memiliki ponsel . “Sedangkan bagi pengusaha wartel dapat memperoleh tambahan income dari fitur produk ini,” tambahnya.
Sebagaimana bisnis dengan konsep swalayan yang telah berkembang pada berbagai bidang lain seperti toko ritel, layanan ATM bank, Rivai berharap agar swalayan isi ulang pulsa prabayar juga menjadi peluang bisnis baru bagi pemilik wartel, counter HP, koperasi, mini market, rumah penginapan, tempat kos, dan restoran. “Terutama outlet-outlet di lokasi strategis padat pengunjung seperti terminal, stasiun, mall, tempat wisata, tempat hiburan dan sebagainya,” paparnya. Sejak diluncurkan Mei lalu, penjulan produk ini terus membaik. “Volume penjualan terus mengalami peningkatan antara 50 - 100 unit perbulan,” akunya.
Fitur lain yang tersedia dari Cendana2000 ini adalah kirim/ terima SMS. Artinya pelanggan dapat menggunakan alat tersebut untuk mengirim atau menerima pesan pendek dengan tarip tertentu. “Pengiriman SMS bisa pada satu tujuan atau banyak tujuan atau partai, sedangkan kiriman SMS bisa dicetak atau cukup dibaca di layar,” jelasnya.
Tertarik? Kalau tertarik Rivai memberikan gambaran investasinya. Besar biaya investasi untuk satu paket lengkap adalah Rp 2.150.000. Dana ini sudah termasuk alat, deposit pulsa sebesar Rp 250 ribu dan kartu perdana As untuk mendukung operasional pertama. “Penambahan untuk setiap satu buah KBU adalah sebesar Rp 850 ribu,” ucapnya. Disamping itu masih terdapat program-program khusus dengan pemberian harga diskon. Peluang lain untuk menjadi pertimbangan.
Tahun ketiga
2 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar