Istilah kredit memang sering kita dengar dalam keseharian kita. Mau beli rumah pake kredit, beli motor pake kredit, untuk usaha juga pake kredit. Anehnya dengan kata tersebut yang kelihatannya sangat popular, ternyata tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkannya. Dan lucunya, ada sebagian orang yang menganggap bahwa bank hanya tempat untuk menabung dan mengirim uang saja. Pernah suatu hari saya bertemu teman kuliah, kami ngobrol apa saja dari anak sudah berapa, tinggalnya dimana, dan lain-lain (maklum ada sekitar 6 tahun kami tidak bertemu) selanjutnya obrolan merembet tentang apa usaha kita masing-masing. Teman saya tersebut mengeluh tentang usahanya bahwa saat ini sedang membutuhkan suntikan modal untuk ekspansi usaha. Lalu saya menanyakan mengapa tidak mengajukan permohonan penambahan modal ke Bank saja? Dia menjawab, katanya susah kalau mengajukan penambahan modal ke bank. Saya balik bertanya kenapa susah? kan usaha cukup prospek dan kemampuan untuk bayar juga ada, tentunya ini juga peluang bisnis buat bank. Tidak ada orang dalam, sambungnya. Tidak ada orang dalam pikir saya? Ternyata jawaban teman saya tersebut berdasarkan pengalaman orang tuanya yang juga menekuni bisnis ketika berhubungan dengan bank, ada semacam perantara yang menghubungkannya ke bank. Jawaban teman saya ini ternyata sering juga saya temukan dibeberapa kalangan bahwa apapun urusannya, dilembaga manapun apabila ingin lancar berhubungan harus selalu ada koneksi.
Secara umum memang benar bahwa di Indonesia, pelayanan publik sangat rendah sekali. Praktek perkoncoan, praktek melayani bagi yang mampu memberikan keuntungan diri sendiri, praktek pemberian ucapan terima kasih adalah sesuatu yang sudah jamak di Indonesia terutama dijalur birokrasi. Tapi itu dulu, sehubungan dengan kritis dan majunya pemikiran orang hal tersebut perlahan-lahan sudah memulai memudar. Hal ini pun sudah saya rasakan ketika saya mengurus permohonan pembuatan surat keterangan di kantor kepolisian, tidak ada lagi pungutan biaya dan kami juga diperlakukan sebagaimana layaknya seorang tamu dan juga sahabat.
Kembali keatas mengenai apabila kita ingin berhubungan dengan bank harus menggunakan koneksi, saya kira saat ini juga sudah tidak berlaku. Bagaimana mungkin mereka hanya akan melayani nasabah yang punya koneksi sedangkan persaingan antar bank semakin ketat. Memang hal ini tidak banyak juga masyarakat yang mengetahui, mereka pikir bahwa bank adalah lembaga bertele-tele berkaitan dengan administrasi.
Seandainya masyarakat tahu bahwa bank mempunyai kewajiban sebagai berikut :
-
Bank mempunyai target besaran pertahunnya untuk melemparkan kredit. Artinya setiap lini operasional insan perbankan mempunyai kewajiban untuk memberikan kredit kemasyarakat setiap tahun sesuai dengan targetnya. Artinya apabila tidak mencapai target, konduite karyawan atau pimpinan cabang atau kepala divisi atau juga direktur juga jadi menurun atau malah bisa digeser.
-
Bank mempunyai target untuk memperoleh laba setiap tahunnya. Jadi bagaimana mungkin tidak melempar kredit, apabila laba yang diperoleh berasal dari pelemparan kredit ke masyarakat? Lalu dengan apa mereka nantinya membiayai biaya operasional, gaji, promosi dan memberikan dividen kepada pemegang saham apabila tidak ada pelemparan kredit?
-
Saat ini bank berlomba-lomba membujuk nasabah untuk menabung dibanknya. Lalu bagaimana mereka akan membayar bunga untuk penabung jika tidak ada kredit yang diberikan ke masyarakat. Ingat, usaha bank di Indonesia saat ini adalah memutar dana penabung untuk dilempar dalam bentuk kredit kepada masyarakat.
-
Saat ini UMKM layaknya gadis cantik, dimana-mana orang pada membicarakan tapi anehnya perhatian dan kontribusi perbankan untuk akselerasi usaha sektor UMKM sangat minim dibanding dengan pembiayaan ke sektor korporat. Untuk menjembatani hal tersebut pemerintah saat ini memaksa pihak perbankan agar tidak menganaktirikan sektor UMKM. Porsi UMKM dalam business plan mereka harus ditingkatkan, yang artinya porsi kredit untuk masyarakat juga harus banyak dikucurkan.
Nah setelah melihat alasan diatas (sebenarnya masih banyak alasan), masih adakah pertanyaan : Bagaimana cara mengajukan kredit diBank?
0 komentar:
Posting Komentar