Senin, 22 Desember 2008

warnet again

Warnet merupakan usaha menyediakan jasa/layanan kepada pihak ketiga/pengguna berupa akses internet sehingga pengguna dapat berkomunikasi dan mencari informasi yang dibutuhkan. Untuk memulai usaha warnet harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

Lokasi
Lokasi merupakan hal pertama yang kita pertimbangkan dalam memulai usaha warnet. Kenapa?karena kalau di lokasi sekitar warnet tersebut tidak ada user yang potensial, maka warnet kita akan sepi, dan akhirnya target pendapatan tidak tercapai. Tempat yang biasa dipilih diantaranya berdekatan dengan sekolah/perguruan tinggi, tempat keramaian misal di mall atau di cafe. Warnet berdekatan dengan sekolah akan lebih baik, karena biasanya selain akses internet yang mereka butuhkan banyak kebutuhan lain yang muncul, misal print foto, pengetikan, scan foto, isi games atau musik ke handphone, pencarian materi untuk tugas dan lain-lain. Namun kelemahannya kalau dekat sekolah apabila saat liburan tiba, maka pendapatan trendnya menurun, hal ini dialami sendiri oleh saya hehehe....tapi ya namanya usaha, khan ada turun naiknya ya...masak mau di atas terus ...hehehe

Komputer (Hardware & Software)
Komputer disesuaikan dengan budget kita dan tujuan kita, maksudnya apakah warnet kita menyediakan layanan internet saja ataukah dengan games onlinenya juga. Untuk games online spesifikasi komputernya lebih tinggi,berkisar sekitar 2,5 - 3 juta per unitnya. Apabila untuk akses internet aja komputer Pentium III juga sudah cukup, tinggal kita tambah memorinya supaya tidak terlalu lambat. Atau memakai alternatif CPU yang berprosesor AMD. Oh ya selain hardware diperhatikan juga softwarenya, apakah mau memakai Microsoft Windows (berlisensi) ataukah yang Opensource. Untuk windows kita harus menambah budget untuk membeli lisensi, yang per unitnya mencapai rp. 800 ribu.Lebih ekonomis apabila menggunakan Open Source (Linux), namun tidak semua user terbiasa dengan sistem operasi ini.


Internet Service Provider (ISP)
Pemilihan ISP sangat menentukan dalam usaha warnet, sisi kualitas koneksi, kestabilan koneksi dan harga menjadi hal yg perlu diperhatikan. Sesuaikan pemilihan akses internet dengan perhitungan kita. Untuk jumlah client 5-15 unit bisa dengan memilih produk Telkom, Speedy. Namun apabila menginginkan kualitas yang lebih mumpuni dapat memilih provider lainnya yang berbasis wireless. Untuk koneksi VSAT(satelit) biasanya digunakan oleh daerah yang tidak terjangkau koneksi internet wireless dan via kabel telepon. Untuk koneksi VSAT biaya yang diperlukan lebih besar karena adanya penambahan alat berupa parabola VSAT.

Desain Ruangan
Warnet identik dengan diperlukannya ruang privasi. Untuk itulah perlu dipikirkan konsep desain warnet yang diinginkan, yang sekiranya nyaman untuk konsumen. Kalo menurut saya,minimal sekat menutupi monitor sudah cukup, namun kalo budget memungkinkan, bisa dibuat seperti kamar-kamar kecil atau ruang-ruang kecil. Namun ruang terlalu tertutup dikhawatirkan terjadi penyimpangan penggunaan.Sesuaikan desain anda dengan budgetnya.

Pemasaran Warnet
Apabila hal-al tersebut di atas sudah terpenuhi dan sudah berjalan dengan baik, maka saatnya fungsi pemasaran dilakukan. Banyak cara memasarkan jasa warnet diantaranya melalui media pamflet, radio, promo ke sekolah-sekolah, terus pasang plang atau spanduk yang menarik di depan warnet. Sehingga dapat menarik konsumen. Oh ya masalah harga juga sangat penting, lihat pesaing anda berapa harga per jamnya, serta insentif apa saja yang ditawarkan.

Operator yang ramah, jujur, Menguasai dasar komputer dan internet
Seringkali konsumen tidak melihat dari mahalnya harga akses internet, namun mereka melihat dari sisi pelayanan yang diberikan oleh Operator. Operator sebagai ujung tombak yang berhubungan langsung dengan konsumen harus memiliki sifat sabar, ramah, dan memahami kemauan konsumen, dan jangan lupa lengkapi diri operator dengan pengetahuan komputer dan internet yang memadai.

Jasa Buka Warnet

Jasa Buka Usaha WarNet Komplit

Dengan aset-aset dibawah ini, udah bisa buka usaha warnet + print + Scan + jasa ketik + jual soft drink dingin + jual voucher HP.. komplit deh..

- PC Client utk browsing: AMD Sempron, HDD seagate 40GB, DDR 256, monitor 14″ (10 Unit)
- PC Client untuk pengetikan: pentium 2, SD 128, HDD 10 GB, monitor 14″ (2 unit)
- PC Server + billing: AMD Sempron, HDD seagate 40GB + 80 GB, DDR 256 + 512, monitor 14″ (1 unit)
- Modem + hub D-link, 24 port dan switch (1 unit)
- Speaker Aktif Simbada + sub woofer (1 unit)
- Printer warna HP iP 1300 + infus (1 unit )
- Scanner Canon 3000 ex (1 unit), scan foto dll
- Shower Case / lemari pendingin minuman (1 unit), bisa jual soft drink, biar yg ne-net nga keausan
- AC 2 PK split (1 unit) dan 1/2 PK split (1 unit), biar yg nge-net betah lama-lama.
- Etalase Kaca HP / Voucher 80 x 200 cm (1 unit) dan 40 x 30 cm ( 1 unit)
- Meja PC client utk internet Knockdown dan kursi lipat (10 unit)
- Dispenser air galon Panas dingin (1unit)
- SCTV + kabel + TV 14″ untuk nonton atau mengawasi tempat parkir (1 unit)
- Whiteboard 50 x 150 cm (1 unit)

Harga jual cuman Rp 25.000.000, sudah termasuk sbb:
- Ongkos Setting dan install LAN.
- Garansi 1 minggu.

Harga tidak termasuk:
- Pemilihan ISP dan Aktifasi internet
- Penambahan Daya listrik dan penyambungan power ke komputer
- Kabel Data
- Untuk luar Jakarta di kenakan ongkos tranport dan penginapan

Buruan deh tlp di 021 9309 2408 atawa 0812 9496 166

Senin, 15 Desember 2008

BeLUT

Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun, Ruslan Roy, peternak sekaligus eksportir di Jakarta Selatan, mampu menyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pengaturan pakan.
Belut yang dipanen Ruslan rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan, ujar Ruslan.
Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak lain paling tidak menggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karena Ruslan menggunakan media campuran untuk pembesarannya.

Media campuran
Menurut Ruslan, belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan ayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater.
Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.
Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari Philipine University itu.
Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.

Pakan hidup
Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.

Hujan buatan
Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati, ujar Son Son. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.

Kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.

Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Son Son menggunakan shading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26oC. Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal, ujar alumnus Institut Teknologi Indonesia itu.

Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambah ketersediaan oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati, ucap Son Son.
Hal senada diamini Ruslan. Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam, ujar Ruslan. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen. (Hermansyah)


Mari Rebut Pasar Belut
Siang itu Juli 2006 di Batutulis, Bogor. Pancaran matahari begitu terik membuat Ruslan Roy berteduh. Ia tetap awas melihat kesibukan pekerja yang memilah belut ke dalam 100 boks styrofoam. Itu baru 3,5 ton dari permintaan Hongkong yang mencapai 60 ton/hari, ujar Ruslan Roy.
Alumnus Universitras Padjadjaran Bandung itu memang kelimpungan memenuhi permintaan belut dari eksportir. Selama ini ia hanya mengandalkan pasokan belut dari alam yang terbatas. Sampai kapan pun tidak bisa memenuhi permintaan, ujarnya. Sebab itu pula ia mulai merintis budidaya belut dengan menebar 40 kg bibit pada Juli 1989.
Roy-panggilan akrab Ruslan Roy-memperkirakan seminggu setelah peringatan Hari Kemerdekaan ke-61 RI semua Monopterus albus yang dibudidayakan di kolam seluas 25 m2 itu siap panen. Ukuran yang diminta eksportir untuk belut konsumsi sekitar 400 g/ekor. Bila waktu itu tiba, eksportir di Tangerang yang jauh-jauh hari menginden akan menampung seluruh hasil panen.
Untuk mengejar ukuran konsumsi, peternak di Jakarta Selatan itu memberi pakan alami berprotein tinggi seperti cacing tanah, potongan ikan laut, dan keong mas. Pakan itu dirajang dan diberikan sebanyak 5% dari bobot tubuh/hari.
Dengan asumsi tingkat kematian 5-10% hingga berumur 9 bulan, Roy menghitung 4-5 bulan setelah menebar bibit, ia bakal memanen 400 kg belut. Dengan harga Rp40.000/kg, total pendapatan yang diraup Rp16-juta. Setelah dikurangi biaya-biaya sekitar Rp2-juta, diperoleh laba bersih Rp14-juta.
Keuntungan itu akan semakin melambung karena pada saat yang sama Roy membuat 75 kolam di Rancamaya, Bogor, masing-masing berukuran sekitar 25 m2 berkedalaman 1 m. Pantas suami Kastini itu berani melepas pekerjaannya sebagai konsultan keuangan di Jakarta Pusat.
Perluas areal

Nun di Bandung, Ir R. M. Son Son Sundoro, lebih dahulu menikmati keuntungan hasil pembesaran belut. Itu setelah ia dan temannya sukses memasok ke beberapa negara. Sebut saja Hongkong, Taiwan, Cina, Jepang, Korea, Malaysia, dan Thailand. Menurut Son Son pasar belut mancanegara tidak terbatas. Oleh karena itu demi menjaga kontinuitas pasokan, ia dan eksportir membuat perjanjian di atas kertas bermaterai. Maksudnya agar importir mendapat jaminan pasokan.
Sejak 1998, alumnus Teknik dan Manajemen Industri di Institut Teknologi Indonesia, itu rutin menyetor 3 ton/hari ke eksportir. Itu dipenuhi dari 30 kolam berukuran 5 m x 5 m di Majalengka, Ciwidey, Rancaekek, dan 200 kolam plasma binaan di Jawa Barat. Ia mematok harga belut ke eksportir US$4-US$5, setara Rp40.000-Rp60.000/kg isi 10-15 ekor. Sementara harga di tingkat petani plasma Rp20.000/kg.

Permintaan ekspor belut
Negara Tujuan Kebutuhan (ton/minggu)
Jepang 1.000
Hongkong 350
Cina 300
Malaysia 80
Taiwan 20
Korea 10
Singapura 5

Sumber: Drs Ruslan Roy, MM, Ir R. M. Son Son Sundoro, www.eelstheband.com, dan telah diolah dari berbagai sumber.

Terhitung mulai Juli 2006, total pasokan meningkat drastis menjadi 50 ton per hari. Itu diperoleh setelah pria 39 tahun itu membuka kerjasama dengan para peternak di dalam dan luar Pulau Jawa. Sebut saja pada awal 2006 ia membuka kolam pembesaran seluas 168 m2 di Payakumbuh, Sumatera Barat. Di tempat lain, penggemar travelling itu juga membuka 110 kolam jaring apung masing-masing seluas 21 m2 di waduk Cirata, Kabupaten Bandung. Total jenderal 1-juta bibit belut ditebar bertahap di jaring apung agar panen berlangsung kontinu setiap minggu. Dengan volume sebesar itu, ayah 3 putri itu memperkirakan keuntungan sebesar US$2.500 atau Rp 20.500.000 per hari.

Di Majalengka, Jawa Barat, Muhammad Ara Giwangkara juga menuai laba dari pembesaran belut. Sarjana filsafat dari IAIN Sunan Gunungjati, Bandung, itu akhir Desember 2005 membeli 400 kg bibit dari seorang plasma di Bandung seharga Rp11,5- juta. Bibit-bibit itu kemudian dipelihara di 10 kolam bersekat asbes berukuran 5 m x 5 m. Berselang 4 bulan, belut berukuran konsumsi, 35-40 cm, sudah bisa dipanen.
Dengan persentase kematian dari burayak hingga siap panen 4%, Ara bisa menjual sekitar 3.000 kg belut. Karena bermitra, ia mendapat harga jual Rp12.500/ kg. Setelah dikurangi ongkos perawatan dan operasional sebesar Rp9- juta dan pembelian bibit baru sebesar Rp11,5- juta, tabungan Ara bertambah Rp17-juta. Bagi Ara hasil itu sungguh luar biasa, sebab dengan pendapatan Rp3- juta- Rp4-juta per bulan, ia sudah bisa melebihi gaji pegawai negeri golongan

IV. Bibit meroket
Gurihnya bisnis belut tidak hanya dirasakan peternak pembesar. Peternak pendeder yang memproduksi bibit berumur 3 bulan turut terciprat rezeki. Justru di situlah terbuka peluang mendapatkan laba relatif singkat. Apalagi kini harga bibit semakin meroket. Kalau dulu Rp10.000/kg, sekarang rata-rata Rp27.500/kg, tergantung kualitas, ujar Hj Komalasari, penyedia bibit di Sukabumi, Jawa Barat. Ia menjual minimal 400-500 kg bibit/bulan sejak awal 1985 hingga sekarang.
Pendeder pun tak perlu takut mencari pasar. Mereka bisa memilih cara bermitra atau nonmitra. Keuntungan pendeder bermitra: memiliki jaminan pasar yang pasti dari penampung. Yang nonmitra, selain bebas menjual eceran, pun bisa menyetor ke penampung dengan harga jual lebih rendah 20-30% daripada bermitra. Toh, semua tetap menuai untung.

Sukses Son Son, Ruslan, Ara, dan Komalasari memproduksi dan memasarkan belut sekarang ini bak bumi dan langit dibandingkan 8 tahun lalu. Siapa yang berani menjamin kalau belut booming gampang menjualnya? ujar Eka Budianta, pengamat agribisnis di Jakarta.
Menurut Eka, memang belut segar kini semakin dicari, bahkan harganya semakin melambung jika sudah masuk ke restoran. Untuk harga satu porsi unagi-hidangan belut segar-di restoran jepang yang cukup bergengsi di Jakarta Selatan mencapai Rp250.000. Apalagi bila dibeli di Tokyo, Osaka, maupun di restoran jepang di kota-kota besar dunia.
Dengan demikian boleh jadi banyak yang mengendus peluang bisnis belut yang kini pasarnya menganga lebar. Maklum pasokan belut-bibit maupun ukuran konsumsi-sangat minim, sedangkan permintaannya membludak. (Hermansyah/Peliput: Lani Marliani)


Belut Tantangan dan Harapan Masa Depan
Budidaya Belut saat ini dirasa sangat menguntungkan mengingat permintaan dalam dan luar negeri terus meningkat, namun Belut alam yang hidup bebas sangat sulit ditemukan.
Penggunaan pestisida pembahas hama dilahan pertanian ternyata berdampak menghilangnya sebagian spesies ikan, termasuk belut. Hal ini sangat memprihatinkan, bila dipandang dari segi keseimbangan alam. Kelestarian alam merupakan tanggungjawab bersama penghuni bumi.
Budidaya Belut sebenarnya tidak sulit dan juga tidak mahal. Masyarakat yang memiliki lahan sempitpun dapat memelihara belut. Secara Teknis Budidaya dan pemeliharaan belut (monopterus albus) hanya memerlukan perhatian dalam memilih tempat/lokasi budidaya, pembuatan kolam, media pemeliharaan, memilih benih, perkembangbiakan belut, penetasan, makanan dan kebiasaan makan serta hama. Disisi lain kita memerlukan tata cara panen, pasca panen, pemasaran dan pencatatan.

Teknik Budidaya dan Pemeliharaan Belut

a. Tempat/Lokasi Budidaya
Pemilihan lokasi bakal pembuatan kolam ditempat yang tidak secara langsung terkena sinar matahari, meskipun dapat disiasati dengan pemberian peneduh. Disamping itu luas lahan dengan memperhatikan kemiringan dan batas calon kolam. Kolam ini dapat diatas tanah atau galian tanah, hal ini tergantung pada luas lahan yang akan memudahkan pengamatan, pembangunan konstruksi kolam, seperti pintu air, saringan dan lain sebagainya.
b. Pembuatan kolam
Lokasi yang telah ditentukan dengan memperhatikan persyaratan teknis dan jenis kolam, baik kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan serta kolam pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersndiri, pertama, Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm x 400 cm x 80 cm, kedua Kolam Pemijahan 200 cm x 200 cm x 100 cm, ketiga, Kolam Pembesaran 500 cm x 500 cm x 120 cm.
c. Media Pemeliharaan
Kolam budidaya belut menggunakan media pemelihaan sebagai tempat hidup berupa tanah/lumpur sawah yang dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos (sekam/gabah padi yang dibusukkan), jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk urea dan NPK dengan perbandingan kurang lebih sebagai berikut :
Lapisan paling bawah tanah/lumpur setinggi 20 cm.
1. Lapisan pupuk kandang setinggi 5 cm.
2. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
3. Lapisan Pupuk kompos setinggi 5 cm.
4. Lapisan tanah/lumpur setinggi 10 cm.
5. Lapisan jerami padi setinggi 15 cm, yang diatasnya ditaburi secara merata pupuk urea 2,5 kg dan NPK 2,5 kg untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm. Perbandingan jumlah pupuk dan luas kolam ini juga dipergunakan dalam ukuran kolam, baik lebih besar maupun kecil.
7. Lapisan tanah/lumpur setinggi 20 cm.
8. Lapisan air dengan kedalaman setinggi 15 cm, yang ditaburi secara merata batang pisang sampai menutupi permukaan kolam.
Seluruh media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi dan siap untuk pemeliharaan belut selama kurang lebih dua minggu.
d. Pemilihan Benih
Media pemeliharaan yang sudah lengkap dan siap untuk pemeliharaan, menuntut pemilihan bibit belut yang berkualitas agar menghasilkan keturunan normal.
Syarat Benih Belut : pertama, anggota tubuh utuh dan mulus atau tidak cacat atau bekas gigitan. kedua, mampu bergerak lincah dan agresif. ketiga, penampilan sehat yang ditunjukan dengan tubuh yang keras, tidak lemas tatkala dipegang. keempat, tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan. kelima, usia berkisar 2-4 bulan.
Disamping itu diperhatikan pula pemilihan induk belut jantan dan betina sebagai berikut :
1. Ciri Induk Belut Jantan
Berukuran panjang lebih dari 40 cm.
Warna permukaan kulit gelap atau abu-abu.
Bentuk kepala tumpul.
Usia diatas sepuluh bulan.
2. Ciri Induk Belut Betina
Berukuran panjang 20-30 cm
Warna permukaan kulit cerah atau lebih muda
Warna hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perut
Bentuk kepala runcing
Usia dibawah sembilan bulan.
e. Perkembangan Belut
Belut berkembangbiak secara alami dialam terbuka dan dapat dibudidaya dengan perkembangbiakan normal dikolam dengan media pemeliharaan yang memenuhi persyaratan. Belut secara lami memiliki masa kawin selama musim hujan (4-5 bulan), dimalam hari dengan suhu sekitar 28° C atau lebih. Musim kawin ini ditandai dengan berkeliarannya belut jantan kepenjuru kolam, terutama ketepian dan dangkal yang akan menjadi lubang perkawinan. Lubang berbentuk “U”dimana belut jantan akan membuat gelembung busa dipermukaan air untuk menarik perhatian betina, namun belut jantan menunggu pasangannya dikolam yang tidak berbusa. Telur-telur dikeluarkan disekitar lubang, dibawah busa dan setelah dibuahi akan dicakup pejantan untuk disemburkan dilubang persembunyian yang dijaga belut jantan.
f. Penetasan
Telur-telur ini akan menetas setelah 9-10 hari, tetapi dalam pendederan menetas pada hari ke 12-14. Anak-anak belut ini memiliki kulit kuning yang semakin hari akan berangsur-angsur menjadi coklat. Belut jantan akan tetap menjaga sampai belut muda berusia dua minggu atau mereka meninggalkan sarang penetasan untuk mencari makanan sendiri.
g. Makanan dan kebiasaan makan
Belut secara alamiah memakan segala jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh di air. Belut ini akan menyergap makanannya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini menyerupai terowongan berdiameter 5 cm.
h. Hama belut
Belut jarang terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri, namun mereka sering kekurangan pangan, kekeringan atau dimakan sesama belut dan predator lainnya, sehingga memerlukan air mengalir agar tetap sehat.
Setelah belut berkembang sesuai yang diharapkan, kita harus memperhatikan tata cara panen agar belut tidak luka dan tetap segar, baik untuk pasar lokal maupun antar daerah dan ekspor. Belut untuk pasar lokal hanya memerlukan ukuran sedang dengan umur 3-4 bulan, sedangkan ekspor perlu ukuran lebih besar dengan usia 6-7 bulan.
Perlakukan pasca panenpun juga harus diperhatikan, baik dalam membersihkan dan memperbaiki kolam pemeliharaan serta dilakukan penggantian media yang baru, sehingga makanan belut tidak habis bahkan semakin banyak.
Belut merupakan makanan bergizi yang layak dikonsumsi manusia, sehingga dapat dipasarkan dimanapun, baik lokal maupun ekspor dengan harga yang cukup menguntungkan.
Dalam rangka budidaya ini akan diselenggarakan Seminar atau Pelatihan Budidaya Belut dengan instruktur/narasumber Ir. R.M. Sonson Sundoro di Kaliurang pada tanggal 12-13 Februari 2005 dengan materi “Teknik Budidaya Belut” di Wisma Taman Eden Kaliurang Yogyakarta.
Kontribusi Pelatihan ini Rp. 525.000,- dengan fasilitas training kit, sertifikat, kartu anggota plasma, kaos, tas, kontrak jaminan pemasaran, transportasi ke peternak belut dan pertanggungan asuransi jiwa.
Tempat pendaftaran :
1. Iriyanto (Sayegan) - 081578064424
2. Slamet Sutiyono (Sidoarum) - 081578866449
3. Darmanto (Gedongkuning) - 08179412499
4. Slemat (Bumenkulon-Baturetno) - 0816688441
5. Joko Supriyanto (Magelang) - (0293) 5501549
Sekretariat : Jl. Wonocatur No. 31 Gedongkuning, Yogyakarta telp. (0274) 7484819 (heri/win)
Sumber : Koperasi Cipta Usaha Mandiri 1 1


Budidaya Belut Menapak Masa Depan
Dikirim pada 14 Feb 2005 Koperasi Usaha Cipta Mandiri Yogyakarta mengadakan pelatihan budidaya belut (monopterus Albus) di Wisma Taman Eden, Kaliurang pada 12-13 Februari 2005. Pelatihan ini menghadirkan Pakar Belut Nasional Ir. RM. Sonson Sundoro.
Koperasi Usaha Cipta Mandiri yang dipimpin oleh Gunadi memang masih relatif muda, namun wawasan yang dikembangkan sangat luas dan menjangkau masa depan. Komitmen koperasi ini kepada rakyat kecil, petani dan peternak belut sangat tinggi, sehingga mereka mencari informasi selengkap mungkin untuk kemajuan dan kesejahteraan penangkap belut alam dan pembudidaya belut. Pengamatan yang dilakukan koperasi usaha ini memang mencengangkan, karena dapat mengungkap kondisi pasar lokal DIY dan sekitarnya. Disamping itu kondisi belut alam sebagai sumber mata pencaharian beberapa keluarga dipedesaan telah mengalami banyak penurunan bahkan menghilang samasekali dimusim kemarau, sehingga memerlukan langkah-langkah konkrit agar penghasilan dan kesejahteraan mereka tidak menurun.
Pasar Godean, sebagai contoh memerlukan suplai belut segar seberat tujuh kuintal. Hasil pengamatan yang lain adalah home industri belut di DIY dan Jateng memerlukan sekitar 1-2 kuintal per industri. Kondisi ini sangat memberikan harapan bagi pembudidaya belut, karena pasar masih sangat terbuka. Kebutuhan-kebutuhan belut segar bagi pasar tradisional dan home industri ini saat ini disuplai dari Jawa Timur dengan kapasitas 50 kilogram per home industri.
Pelatihan budidaya belut ini dimaksudkan untuk membuka wawasan semua pihak yang menggantungkan hidupnya dari bisnis belut. Disamping itu, dengan pelatihan, diharapkan dapat memperdalam pengetahuan dan ketrampilan budidaya belut, sehingga mencapai taraf profesional, karena usaha belut ini dapat dijadikan profesi yang memiliki masa depan cerah. Ir. RM. Sonson Sundoro sebagai nara sumber dan pakar belut nasional mengawali pelatihan teknis budidaya belut ini dengan memberikan gambaran kepada peserta tentang usaha belut.
Kesempatan ini diawali dengan penulisan buku tentang budidaya belut yang mendasarkan pada uji coba selama kurang lebih dua puluh tahun yang dilakukannya dibantu orang tua seorang pakar perikanan. Sonson mengungkap prospek budidaya belut cukup luas peluangnya, karena masyarakat dunia mulai mengenal manfaat mengkonsumsi belut.
Peluang eksporpun terbuka sangat luas, pada tahun 1998 Jepang membutuhkan belut segar seberat lima ton, namun jumlah ini tidak pernah dapat dipenuhi, karena tumpuan ekspor ini masih dari hasil tangkapan belut alam yang dimusim kemarau sangat sulit didapat. Disamping itu kualitas, terutama segi ukuran, tidak dapat dipertahankan, karena belut alam ini setiap hari ditangkap, sehingga tangkapannya semakin kecil dan bahkan dalam dua tahun stok sudah habis.
Pengalaman pahit ini memaksa untuk dilakukan perubahan basis ekspor yang semula belut alam menjadi belut budidaya, sehingga dari segi jumlah dan kualitas dapat dijaga. Pasar Asia Selatan dan Asia Tenggara mulai 2001 mulai nampak menunjukan kenaikan yang berarti. Hal ini terlihat dari permintaan mereka ke Indonesia untuk Hongkong sepuluh ton per hari per pengusaha importir padahal kemampuan baru mencapai tiga ton per hari. Permintaan lain datang dari Malaysia delapan puluh ton per minggu, Korea sepuluh ton per minggu, Harga yang importir tetapkan juga menunjukan penghasilan yang menggiurkan, karena Hongkong menetapkan 4,5 dolar amerika per kilogram belut segar. Jepang bahkan lebih menjanjikan lagi dengan 9-10 dolar amerika per kilogram belut segar. Pasar dalam negeri, bahkan lokal DIY dan sekitarnya juga tidak kalah terbukanya. Pasar dalam negeri telah dipatok harga perkilogramnya sebesar Rp. 10.000,00. untuk plasma. Pasar Jakarta membutuhkan 20 ton per hari dan DIY dan sekitarnya sebanyak 150 home industri terpantau membutuhkan kurang lebih 300 kuintal per hari. Permintaan ini juga datang dari Super market sebanyak 5 kuintal per hari.
Lebih lanjut Sonson mengatakan bahwa bagi pemula diharapkan mau belajar budidaya dan sifat belut, sehingga kanibalism tidak terjadi pada kolam produksi. Disamping itu persyaratan kolam, sehingga belut dapat berkembang dengan baik dan aman dari hama dan predator alami. Kolam ini dapat diatas atau menggali tanah. Pembuatan kolam belut diawali dengan perencanaan konstruksi kolam, pemilihan lahan. Hal ini dilanjukan dengan penggalian tanah atau pembuatan bak diatas tanah, baik untuk kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan maupun kolam pembesaran. Kolam-kolam ini memiliki ukuran tersendiri antara lain Kolam Penampungan Induk berukuran 200 cm X 400 cm kedalaman 80 cm, Kolam Pemijahan dan Pendederan berukuran 200 cm X 200 cm kedalaman 100 cm, Kolam Pembesaran berukuran 500 cm X 500 cm kedalaman 120 cm. Disamping ukuran dan persyaratan lahan juga dilengkapi dengan media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran antara lain sebagai berikut :
1. Jerami setinggi 40 cm.
2. Pupuk Urea 5 kg dan NPK 5 kg (kolam berukuran 500 cmX500 cm atau perbandingannya).
3. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
4. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.
5. Pupuk kompos setinggi 5 cm.
6. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
7. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.
8. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.
9. Air setinggi 10 cm.
10. Enceng gondog sebanyak 3/4 permukaan kolam. Media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih dua minggu, sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang akan dibudidayakan.
Pelaksanaan pengembangbiakan dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat maksimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akan menghasilkan keturunan yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula. Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan.
2. Gerakan lincah dan agresif.
3. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.
4. Tubuh berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklatan.
5. Umur antara 2-4 bulan.
Ciri-ciri Induk Belut yang baik dapat dikenali melalui penampilan :
1. Induk Belut Jantan. -Berukuran panjang lebih dari 40 cm. -Permukaan Kulit lebih gelap atau abu-abu. -Bentuk Kepala Tumpul. -Umur lebih dari sepuluh bulan.
2. Induk Belut Betina. -Berukuran panjang antara 20-30 cm. -Permukaan Kulit lebih cerah dan warna putih kekuningan pada perutnya. -Bentuk kepala runcing. -Umur dibawah sembilan bulan. Belut ini mudah berkembangbiak dialam terbuka dan tidak sulit dibudidayakan dikolam yang menyerupai habitatnya serta memberikan penghasilan yang cukup menjanjikan.
Pemasaran belut baik budidaya maupun tangkap akan dijamin oleh Koperasi Usaha Cipta Mandiri Yogyakarta.
Perkembangbiakan belut, setahun sekali, akan dimulai dengan Belut jantan membuat lubang menyerupai huruf “U” dan gelembung udara yang menarik betina.
Perkawinan akan terjadi pada lubang dan telur akan bertaburan dibawah gelembung udara yang benyerupai busa. Telur-telur ini selanjutnya akan dicakup Belut Jantan untuk ditetaskan di lubang persembunyian dengan pengawasan Belut jantan selama 9-10 hari dialam terbuka dan 12-14 hari dikolam pemijahan. Belut muda ini akan mencari makan sendiri dan lepas dari belut jantan setelah berumur 15 hari.
Secara alami belut memakan binatang lain yang lemah, karena itu mereka harus membuat lubang perangkap yang menyerupai terowongan yang berkelok agar mangsanya tidak mudah lepas.
Belut ini dapat dipanen setelah tiga bulan penaburan untuk pasar lokal, namun pasar ekspor minimal enam bulan. Kolam setelah panen diperbaiki dan diganti media pemeliharaannya agar zat renik yang diperlukan pemeliharaan berikutnya dapat tersedia cukup. (heri/win)


BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )
1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.
2. SENTRA PERIKANAN Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.

3. JENIS Klasifikasi belut adalah sebagai berikut: Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Synbranchoidae Famili : Synbranchidae Genus : Synbranchus Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut) Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.

4. MANFAAT Manfaat dari budidaya belut adalah:
1) Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
2) Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
3) Sebagai obat penambah darah.

5. PERSYARATAN LOKASI
1) Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
2) Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
3) Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C.
4) Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
2) Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
3) Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
4) Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.
5) Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
6) Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.

6.2. Penyiapan Bibit

1) Menyiapkan Bibit
a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
b. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
c. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan 40 30 cm dan belut jantan berukuran adalah belut betina berukuran cm.
d. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam 1 (satu) bulan sampai anak belutpendederan calon bibit selama tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

2) Perlakuan dan Perawatan Bibit Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.

6.3. Pemeliharaan Pembesaran

1) Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
2) Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
3) Pemberian Vaksinasi
4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama
1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.

7.2. Penyakit
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

8. PANEN Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

9. PASCAPANEN Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

10.1.Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:

1) Biaya Produksi
a. Pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
b. Bibit 3.000 ekor x @ Rp. 750,- Rp. 225.000,-
c. Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.15.000,-Rp. 45.000,-
d. Lain-lain Rp. 30.000,- Jumlah Biaya Produksi Rp. 328.000,-

2) Pendapatan: 3000 ekor = 300 kg x @ Rp. 2.500,- Rp. 750.000,-
3) Keuntungan Rp. 422.000,-
4) Parameter Kelayakan Usaha 2,28 10.2. Gambaran Peluang Agribisnis Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.

Kamis, 20 November 2008

Membangun Wealthy Mindset

I made a small fortune. I made a lot of money and I made alot of people wealthy. (JIM CRAMET)


Buku yang ditulis Steve Mariotti dan Mike Caslin benar-benar bacaan yang menarik. Buku berjudul The Very-Very Rich ini memuat kisah spektakuler orang-orang terkaya di dunia. Saat usai membaca kisah demi kisah, saya menemukan kemiripan yang menjadi benang merah diantara para billionaire itu.

Ada satu hal menarik. Meskipun mereka berasal dari latar belakang hidup yang berbeda, tapi mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap uang. Inilah konsep yang saya dapatkan dari Bob Proctor, seorang Trainer terkemuka di bidang financial awareness tentang wealthy mindset atau pola pikir orang kaya.

Secara umum, wealthy mindset diartikan sebagai sebuah pola pikir, apapun kondisi dan situasi orang saat ini, memandang positif hidup finansialnya. Selama Anda terus melihat diri Anda bermandikan kelimpahruahan finansial, sikap dan tindakan Anda itu akan memanifestasikan kondisi keuangan yang Anda dambakan. Bila Anda memiliki wealthy mindset ini, pikiran Anda akan berdampak pada tindakan. Laksana sentuhan Midas yang menjadikan apapun yang di kerjakan saat ini menghasilkan kelimpahan.

Setiap hari kita bisa menciptakan mindset ini dalam diri kita sendiri. Ada beberapa tips yang layak diperhatikan.

1. Anda perlu mengatasi keyakinan yang membatasi Anda saat ini soal uang. Ternyata, banyak orang tanpa sadar memiliki keyakinan keliru soal uang. Dalam sebuah seminar, saya beberapa kali melakukan "sentence completion test" dimana para peserta saya minta melengkapi kalimat yang ada. Tatkala saya mengatakan "uang adalah..." ada yang menyahut "bikin repot," "susah dicari," "butuh perjuangan besar untuk mendapatkannya." Bahkan ada yang lebih parah mengatakan "uang sebagai akar dari segala kejahatan."

Keyakinan ini tanpa disadari telah membatasi kemampuan mereka untuk hidup nyaman dengan uang. Memang kita tidak mau ambisius mengangung-agungkan uang. Namun, pandangan yang tepat soal uang merupakan kunci kepemilikan uang atas uang secara sehat. Problemnya, ada yang terlalu overvalue pada uang sehinggabersikap kikir dan tamak. Ada pula yang bersikap mudah dengan uang sehingga segala yang diperoleh malah hilang. Lain lagi dengan orang yang yakin bahwa uang susah didapat. Asal tau saja, kita akan sulit mendapatkan dan memelihara apa saja kalau kita tidak mampu beresonansi dengan baik. Pikiran dan sikap kita seharusnya beresonansi secara nyaman dengan uang. Faktanya, uang tidak mempunyai nilai absolute pada dirinya sendiri. Nilai yang didapat lewat proses memperoleh dan kegunaan uang itulah yang membuatnya berharga. Misalnya, uang bisa membuat hidup lebih nyaman, bisa ditukar dengan barang-barang kebutuhan, dan bahkan dalam jumlah yang cukup mampu membebaskan kita dari problem finansial. Artinya, keluarga juga bisa merasa aman-aman saja. Uang juga bisa membantu kita dalam menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik.

Jadi, uang bukanlah sesuatu yang buruk maupun jahat. Ia menjadi hamba yang baik, tetapi tuan yang jahat. Pikiran yang nyaman dengan uang akan menjadi magnet bagi uang untuk singgah dalam kehidupan kita.

2. Membangun mindset adalah putuskanlah Anda ingin menjadi Kaya. Jangan hanya berhenti disini saja. Anda harus mempunyai alasan yang tepat mengapa Anda ingin menjadi Kaya. Ada hukum tak tertulis, "orang tetap miskin karena mereka belum memutuskan ingin menjadi kaya." Katakan "ya" pada kekayaan dan berupayalah mencapainya. Alasan yang mendasari hendaklah bisa diterima secara logis dan emosional.

3. Putuskan seberapa sesungguhnya yang Anda inginkan. Misalnya, rekening Anda dengan Rp. 2 juta setiap bulannya memang mencukupi. Namun, Anda ingin Rp. 50 juta perbulannya. Mungkin Anda butuh cara lain. Yang terpenting, upaya menyiapkan pikiran dan hati. Kita tidak boleh mengada-ada. Butuh sikap bijaksana.

4. Lakukan Brainstorming untuk menentukan bagaimana cara mendapatkan apa yang Anda inginkan. Pikiran harus dibiarkan berkembang mencari peluang demi mewujudkan cita-cita Anda. Mungkin awalnya Anda harus mulai dengan mendaftar 10 hingga 20 ide yang bisa Anda coba. Sebagai contoh Jeff Bezos memelopori amazon.com memulai dengan membuat 20 daftar barang yang ingin ia jual melalui internet. Awalnya, sama sekali tidak terpikir bahwa bukulah yang akan laku ia jual. Namun, ia mencoba-coba berbagai idenya dan ternyata buku menjadi pilihannya yang terbaik.

5. Bayangkan seandainya Anda sudah bisa mendapatkan apa yang Anda inginkan. Lima tahun sebelum membeli rumahnya yang mewah, John Assaraf, salah seorang pengajar dalam buku The Secret telah membayangkannya setip hari didalam Vision Board yang ia buat.

Jim Carrey, salah seorang bintang hollywood menuliskan cek senilai $10 juta kepada dirinya sendiri, saat ia masih begitu miskinnya dan ia membayangkan hal itu biasa terbukti pada tahun 1995. Ternyata, pada perayaan Thanksgiving, pada 1995 salah satu filmnya yakni "Ace Ventura: When Nature Calls" memberikannya penghasilan senilai $20 juta!Dalam hal ini, bayangkanlah pikiran serta diri kita telah siap menerima apa yang kita pikirkan. Hal inilah yang dilakukan oleh Wright Bersaudara saat membayangkan diri mereka terbang dan akhirnya mereka bisda membuktikan. Begitu pula yang terjadi dengan Columbus saat membayangkan dirinya berkayar.

Dalam hal ini, kita ingat kalimat yang diucapkan oleh Brian Tracy "Semua perkembangan di dalam diri Anda dimulai dari perkembangan di dalam gambaran mental Anda."

Rabu, 19 November 2008

Pertanyaan Sebelum Membeli Waralaba

ohn Naisbit dalam bukunya yang berjudul Megatrends, menyatakan bahwa waralaba merupakan konsep pemasaran yang paling berhasil selama sejarah umat manusia. Di Amerika Serikat setiap delapan menit sekali dibuka satu outlet waralaba. Hampir 40% dari usaha retail dijalankan dengan konsep waralaba. Di negara yang lebih muda perkembangan waralabanya, misalnya Malaysia, konsep waralaba hanya menguasasi 5% dari total industri retail.

Di Indonesia sendiri saat ini waralaba sudah mulai menunjukkan trend peningkatan dan kerap menjadi topik perbincangan bisnis baik di media maupun dalam praktek keseharian. Akibatnya semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli hak waralaba. Namun sayangnya data yang ada menunjukkan bahwa peluang sukses waralaba di Indonesia hanya mencapai sekitar 60% saja. Bandingkan dengan di Amerika Serikat yang dapat mencapai diatas 90%.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada calon pembeli hak waralaba (calon franchisee), berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menggali apakah waralaba cocok untuk dirinya atau tidak. Terdapat 10 pertanyaan yang harus dievaluasi, yaitu:

1. Apakah kita bersedia mengambil resiko menjadi seorang wirausaha?

Bagi yang terbiasa menjadi karyawan, kemudian banting stir menjadi pemilik; tentunya pola kerja, sikap dan resiko yang akan dipikulnya berubah 180 derajat. Jam kerja bukan lagi 40-60 jam seminggu namun akan bertambah menjadi 60-70 jam per minggu bahkan lebih. Sudah siapkah kita menghadapi semua ini?

2. Apakah kita akan menyukai cara berbisnis dengan format waralaba?

Banyak franchisee gagal dalam berusaha karena pada saat membeli hak waralaba, ia hanya membayangkan untuk menjadi kaya dan mendapatkan banyak uang. Namun setelah bisnisnya berjalan, ia merasa tertekan dan tidak menyukainya. Akhirnya usaha tersebut gagal.

Paradigma yang menyatakan bahwa memiliki bisnis sendiri berarti kita memiliki kebebasan dalam berkreasi dan mengaktualisasikan diri, harus dibuang jauh-jauh. Jika ingin membeli hak waralaba, kita, walaupun pemilik, harus suka untuk diatur oleh franchisor. Jika kita tipe orang yang tidak suka diatur orang lain, maka waralaba bukanlah bisnis yang tepat.

3. Apakah kita memiliki pengalaman sukses dalam membina hubungan dan berinteraksi dengan orang-orang?

Usaha waralaba banyak terkait dengan hubungan orang ke orang. Hubungan dengan karyawan, pemilik dana, franchisor, suplier maupun pelanggan. Apakah kita memiliki pengalaman sukses dalam membina hubungan dengan orang banyak? Jika ya, maka usaha waralaba mungkin cocok untuk kita.

4. Apakah kita memiliki modal yang cukup untuk membeli hak waralaba?

Banyak usaha waralaba gagal karena kekurangan modal kerja di tengah jalan. Jadi untuk meningkatkan peluang sukses, lebih baik jika kita memiliki modal lebih banyak dari yang disyaratkan oleh franchisor. Untuk itu paling tidak kita musti memperhitungkan modal kerja untuk 6 bulan sampai satu tahun ke depan.

5. Apakah kita telah mempelajari semua dokumen yang berkaitan dengan aspek hukum dari franchisor?

Umumnya sebelum kita memutuskan untuk membeli hak waralaba, Franchisor akan memberikan dokumen penawaran yang dinamakan Franchise Offering Circular. Dalam PP No 16 Tahun 1997 dijelaskan di pasal 3 ayat 1, bahwa di dokumen ini harus tercantum paling sedikit hal mengenai:

a. Pemberi Waralaba, berikut keterangan mengenai kegiatan usahanya;

b. Hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang menjadi objek Waralaba;

c. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi Penerima Waralaba;

d. Bantuan atau fasilitas yang ditawarkan Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba;

e. Hak dan kewajiban Pemberi dan Penerima Waralaba;

f. Pengakhiran, pembatalan, dan perpanjangan perjanjian Waralaba serta hal-hal lain yang perlu diketahui Penerima Waralaba dalam rangka pelaksanaan perjanjian Waralaba.

Selain itu dalam PP yang sama Pasal 3 ayat 2, dicantumkan pula bahwa Pemberi Waralaba (Franchisor) wajib memberikan waktu yang cukup kepada Penerima Waralaba (Franchisee) untuk meneliti hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Di Amerika Serikat, tenggang waktu ini lamanya minimum 10 hari kerja.

6. Apakah Franchisor yang kita minati merupakan perusahaan yang solid, liquid dan sukses?

Franchisor wajib memberikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada calon pembeli hak wralabanya. Laporan ini paling tidak membrikan informasi keuangan untuk periode 3 tahun. Selain sisi keuangan, kita juga mesti menilai apakah merek yang akan kita beli cukup dikenal dan memiliki image positif di pasar?

7. Apakah Franchisee yang ada sekarang secara umum gembira dan sukses atas usaha mereka?

Tanyakan pada franchise yang ada saat ini apakah mereka gembira dan puas atas putusan mereka membeli hak waralaba tersebut? Apakah investasi tersebut menguntungkan mereka? Jika jawaban kedua pertanyaan tersebut Ya, mungkin brand waralaba tersebut layak untuk dibeli.

8. Apakah anda menyukai staff franchisor yang mensupport anda?

Salah satu kunci sukses dari waralaba adalah adanya support dan bantuan yang terus menerus dari franchisor melalui staff franchise support mereka. Untuk menciptakan sinergi, maka kita harus cocok dengan staff tersebut. Jika tidak coba diskusikan dengan franchisor apakah dapat dicarikan alternatif staff penganti?

9. Apakah kita mendapat dukungan dari keluarga?

Menjadi franchisee bukanlah pekerjaan paruh waktu, namun peklerjaan full time yang menyita waktu pribadi dan waktu keluarga. Apakah keluarga kita mendukung dalam hal ini?

Jika jawaban atas 9 pertanyaan tersebut positif, maka jangan sia-siakan peluang yang disediakan oleh waralaba. Selamat menjadi kapitalis baru!

Syarat BENGKEL MOTOR Resmi

Adapun syarat yang harus disiapkan oleh calon pemohon yang akan membuka bengkel adalah yang bersangkutan harus memiliki tempat permanen minimal berukuran 5x12 meter (bisa hak milik atau sewa). Untuk bangunan yang disewa, lama sewanya harus lima tahun ke atas.

Adapun syarat administratif yang dilampirkan saat bermohon yakni fotokopi KTP, rincian detail bangunan, denah lokasi, foto kondisi interior bengkel, foto kondisi eksterior bengkel (tampak bangunan), kartu keluarga, sertifikat hak milik/tanah/bangunan, SITU, SIUP, HO, NPW,P dan TDP, serta menandatangani surat pernyataan dari PT Astra Internasional Tbk-Honda sebagai tanda bahwa yang bersangkutan mau bekerja sama dengan PT Astra. Setelah berkas dan persyaratan tersebut lengkap maka kami akan memberikan surat pengangkatan sementara SPS AHASS yang berlaku tiga bulan.

Setelah dinyatakan lolos, di mana selama tiga bulan tersebut dari hasil bengkel sementara Anda dinilai lolos barulah keluar surat pengangkatan AHASS dan kami pun langsung mengakui Anda sebagai bengkel resmi AHASS PT Astra Internasional Tbk-Honda. Pengajuan permohonan buka bengkel AHASS tidak dipungut biaya apapun dan tidak pungut uang jaminan.

Jaringan bengkel AHASS dibagi tiga bagian. Jaringan H1 untuk penjualan, H2 bengkel sparepart, dan H3 untuk perawatan.

Khusus H2 tidak ada jaminan. Bahkan eskterior dan interior bengkel masih disubsidi penuh 100 persen oleh PT Astra-Honda. Interior yang disubsidi antara lain, lantai keramik, pipa sistem, meja prondes, pipa oli, exhasost (keluar) termasuk general tool masih diskon 40 persen.

BENGKEL MOTOR

Apa saja yang diperlukan untuk membuka bengkel?

Pada periode Januari-Agustus 2008 penjualan sepeda motor telah mencapai angka sekitar 4,2 juta unit atau sekitar 70 persen dari proyeksi penjualan sepeda motor sepanjang tahun ini sekitar enam juta unit.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) Tahun 2005 penjualan sepeda motor mencapai 5.089.426 unit, atau naik sekitar 30% dibanding tahun 2004 yang mencapai 3.900.598 unit yang juga lebih tinggi dibandingkan tahun 2003 yang penjualannya mencapai 2.823.702 unit.

AISI memperkirakan pada 2010 penjualan sepeda motor akan menembus angka sekitar tujuh juta unit.

Ledakan populasi sepeda motor beberapa tahun terakhir telah memacu kebutuhan jasa pemeliharaan dan perbaikan. Di sisi lain, daya tampung bengkel resmi yang terbatas membuka peluang bagi calon wirausahawan baru untuk menggarap bisnis ini.

Sekarang pertanyaannya, apakah bisnis bengkel ini menguntungkan? Maka dengan yakin jawabannya IYA!!!

kiat-kiatnya gimana bisa sukses usaha bengkel motor :

1.
Lokasi

Lokasi sangat menentukan keberhasilan usaha bengkel, jadi carilah lokasi yang benar-benar rame bahkan kalo perlu dekati bengkel yang sudah ada tapi rame. Karena paling tidak bengkel anda dapat limpahan dari bengkel terdekat anda.
2.
Design ruangan

Sebisa mungkin tata ruang bengkel anda seperti bengkel resmi, kalo bisa ditambah supaya punya nilai lebih, seperti disediakan minuman, majalah, Koran dll
3. Apa saja yang diperlukan untuk membuka bengkel?

*
Yang utama pasti perlengkapan kunci, tools, meja kerja, gerinda, compressor, air gun dana yang perlu disiapkan sekitar Rp. 10.000.000. Apabila anda masih bingung banyak buku-buku tentang bengkel motor yang tersedia di pasaran yang bisa menjadi acuan anda. Atau lebih mantapnya punya teman orang bengkel yang senior, pasti dijamin anda sangat terbantu.
*
Siapkan piping system, seperti di bengkel-bengkel resmi. Untuk yang satu ini lumayan mahal bisa menghabiskan dana 10jt lebih untuk 5 pit, Tapi apabila anda bermodal cekak, piping system ini bisa diabaikan.
*
Ruang tunggu

Ciptakan ruang tunggu senyaman mungkin, sebab seperti anda ketaui service motor membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi berikan tempat ruang tunggu bagi konsumen senyaman-nyamannya seperti TV, softdrink, Koran, majalah yang berhubungan motor/otomotif
*
Meja Receptionist, dilengkapi dengan computer, mengapa ? karena ini juga salah satu kunci utama keberhasilan juga, karena dengan keakuratan data yang masuk dan keluar kita bisa menggunakannya untuk analisa,baik itu untuk jumlah konsumen, spare part, hari apa yang paling rame dll
*
Sediakan kotak saran, karena bengkel ini termasuk jasa layanan public, kita tidak tau apa yang kurang pada pelayanan kita, jadi dengan kotak saran ini, kita akan terus memperbaiki layanan kita kepada konsumen
*
Spare Part
*
Bagi anda yang bermodal cekak, anda bisa belanja spare part yang fast moving, seperti kampas rem, kampas kopling, gear set, accu. Jangan yg susah lakunya, seperti Knalpot, Velg, dll. Tapi semua itu akan dapat berjalan dengan baik setelah kita menjalaninya, kita akan tau spare apa yang sering dicari dan yang jarang dicari
*
“Kalo mau usaha bengkel mesti paham tentang mesin” itu pemahaman yang salah. Yang paling penting dalam setiap usaha adalah bagaimana cara kita melihat peluang. Jadi cari 1 mekanik yang bagus dan yang lain cukup bisa servis ringan.
*
Cantumkan nama bengkel anda yang besar dan kasi nama yang mudah di ingat orang dan daftarkan bengkel anda jadi jaringan Spare Part resmi, Karena peluang menjadi jaringan spare part jauh lebih mudah daripada servis resmi. Plus kalo bisa Gandeng produk-produk oli
*
Sebagai patokan kalo bengkel di kota besar, diluar lokasi dan bangunan diperlukan dana sekitar Rp. 75 – 100 juta. Kalo di kabupaten sekitar Rp. 50 -75 Juta.
*
Masih terlalu besar dengan modal segitu, Gimana kalo membuka usaha “Spare part motor dan aksesoris saja ?” mungkin modalnya bisa lebih terjangkau.

4. Marketing

Berbicara tentang Marketing sangatlah menarik dan menantang, sebab Marketing mempunyai tujuan, bagaimana mendatangkan pembeli sebanyak mungkin dan secara kontinu. Bagaimana supaya hal itu terwujud, prinsipnya yaitu “win win solution” sama sama untung, pembeli untung dan penjual juga untung.

Misal : berikan selalu penawaran yang menarik, seperti : service 3x Gratis 1x, Garansi service, Jaminan Spare Part Asli.

Senin, 17 November 2008

Peluang Bisnis Menjaring Laba dari Pencari Pekerja ala BINUS CENTRE

Pusat pelatihan Binus Center menawarkan kesempatan kerja sama waralaba. Modal dan biaya operasionalnya sangat besar. Jika roda bisnis berjalan sesuai dengan rencana di atas kertas, tak sampai tiga tahun franchisee sudah bisa balik modal.

Sebagai universitas, nama Bina Nusantara atawa Binus cukup tersohor di Indonesia. Tapi, tak banyak yang tahu jika gurita bisnis Binus juga sudah merambah ranah pendidikan nonformal. Ya, mulai tahun 1991, dengan bendera Binus Center, Binus telah menyelenggarakan berbagai pelatihan persiapan kerja.

Awalnya, Binus Center mengembangkan jaringan dengan membuka cabang sendiri. Ada empat cabang yang telah dibuka: di Jalan Syahdan (Binus Center Pusat), Grogol, Kedoya, dan di Kampus Anggrek (Kebon Jeruk). Tapi, demi mempercepat pertumbuhan, mulai tahun 2002, Binus Center mengubah pola pengembang bisnisnya menjadi waralaba (franchise).

Hingga kini, waralaba Binus Center sudah tersebar hingga Padang, Medan, Batam, serta Bali. Total jenderal, sudah terdapat 10 gerai waralaba Binus Center di seluruh Indonesia. "Target tahun ini, kami membuka enam outlet baru. Dua baru saja beroperasi dan empat lainnya dalam persiapan," terang Dhyana P. Lim, Direktur Binus Center.

Jika berminat, Anda bisa bergabung menjadi terwaralaba Binus Center. Cuma, usaha ini jelas bukan usaha kecil-kecilan. Artinya, modal awal yang harus Anda miliki juga lumayan besar; yaitu bisa mencapai sekitar Rp 1,7 miliar. Duit segitu dibutuhkan untuk pengadaan tempat (sewa), renovasi, membeli komputer dan infrastruktur, dan membeli perlengkapan-perlengkapan lain. Selain itu, dana itu juga dipergunakan untuk membayar franchise fee Rp 200 juta untuk periode lima tahun.

Butuh bangunan yang luas

Jangan lupa untuk menyisihkan Rp 100 juta pada tiga bulan menjelang beroperasinya gerai Anda. "Itu untuk training instruktur, pemasangan, dan kebutuhan belanja keseharian lain," terang Dhyana.

Oh, ya, khusus soal tempat, Anda kudu mempersiapkan bangunan yang berukuran minimal 300 m2; di atas tanah seluas 400 m2. Di dalam gedung tersebut, setidaknya harus tersedia empat ruang kelas. Satu ruang berisi 12 kursi, sementara tiga ruang lainnya berisi 14 kursi. Di masing-masing meja tersebut wajib tersedia satu set komputer.

Jika gedung siap dioperasikan, bersiaplah untuk membukanya tempat kursus Anda dari pukul 8.00 hingga 21.00. Jam buka tersebut dibagi menjadi empat shift-pagi, siang, sore, malam-yang rata-rata terdiri dari tiga jam.

Sesuai dengan bidang keahliannya selama ini, Binus Center melayani berbagai pelatihan seputar teknologi informasi. Namun, pada tahun ini ada tambahan "menu" pelatihan berupa pelatihan bahasa. "Ada bahasa Inggris, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, dan bahasa Prancis," tutur Dhyana. Enaknya, semua modul pelatihan itu sudah disediakan Binus Center Pusat. Jadi, terwaralaba tinggal memilih modul pelatihan mana saja yang akan ia ambil.

Selain program yang sudah baku itu, terwaralaba juga bebas menciptakan program-program pelatihan lain; asalkan masih sesuai dengan panduan kantor pusat. "Kami membuka pelatihan komputer bagi siswa SD hingga SMU," tutur Ruri, staf bagian pemasaran Binus Center Bintaro mencontohkan.

Yang menarik, Binus Center ternyata tak hanya mampu menggaet para lulusan universitas yang sedang mencari pekerjaan. Asalkan jeli, Anda bisa menggaet perusahaan menjadi pelanggan lembaga ini. Jadi, Binus Center merancang dan melaksanakan pelatihan bagi para karyawan perusahaan tersebut. Langkah semacam ini sudah dilakukan banyak cabang Binus Center.

Institusi yang berhasil digaet cukup banyak, mulai dari instansi pemerintah atau BUMN sampai perusahaan swasta. Beberapa perusahaan yang pernah mencicipi program pelatihan Binus Center adalah Telkom, Pertamina, Jamsostek, Bank Indonesia, Bentoel, IBM, Grup Orang Tua, Sucofindo, Sumarecon Agung, Gramedia Media Asri, dan masih banyak lagi. "Saat ini kami sedang menjajaki kerja sama dengan Nokia Training Center," kata Dhyana.

Agar bisa menyediakan pelatihan yang berkualitas, tentu saja, setiap Binus Center harus memiliki instruktur yang ahli. Semakin banyak program yang disediakan, semakin banyak pula instruktur yang dibutuhkan. Ambil contoh Binus Center Bintaro yang memiliki 50 orang pengajar. Sementara itu, Binus Center Pusat memiliki 60 orang instruktur. "Instruktur di pusat juga mengajar di tiga cabang lain," imbuh Dhyana.

Biaya operasionalnya ratusan juta

Upah instruktur ini dihitung per giliran (shift) atau per tiga jam. "Instruktur pemula tarifnya Rp 150.000 per shift, lama-lama bisa menjadi Rp 500.000 per shift," tutur Dhyana.

Sampai di sini, Anda bisa membayangkan bahwa selain membutuhkan modal yang lumayan besar, bisnis ini juga butuh biaya operasional yang tak kecil pula. Pertanyaannya: bagaimana potensi keuntungannya?

Jawabannya tentu saja tergantung dari banyaknya peserta pelatihan yang ikut program dan jumlah program pelatihan yang Anda jual. Para peserta pelatihan itu akan membayar biaya kursus yang besarnya dipatok Rp 25.000 per jam. Tapi, ini hanya patokan saja, lo. "Masing-masing Binus Center bisa menentukan tarifnya sendiri asal tidak seenaknya banting harga," tutur Dhyana. Karena itu, tak perlu heran jika ada Binus Center yang memasang tarif Rp 35.000 per jam.

Nah, jumlah pendapatan Anda per bulan adalah total jam kursi terisi (seat hour) dikalikan tarif kursus tadi. Target yang dipasang Binus, kursi yang ada di Binus Center sebaiknya rata-rata terisi sekitar 67,5% atau sekitar 5.100 seat hours per bulan. Dengan asumsi tarif kursus Rp 25.000 per jam tadi, artinya target pendapatan Binus Center Anda adalah sekitar Rp 127,5 juta per bulan.

Pada prakteknya, tentu saja, total pendapatan yang diperoleh Binus Center bisa melampaui angka itu. Contohnya Binus Center Bintaro yang bisa mengantongi omzet di atas Rp 500 juta per bulan. Angka itu bisa tercapai lantaran cabang ini memiliki tujuh kelas dan berhasil menjual sekitar 3.000 seat hours lebih per minggu. Sudah begitu tarif kursus yang dipasangnya juga Rp 35.000 per jam.

Tapi, tak semua pendapatan itu menjadi hak terwaralaba. Pasalnya, masih ada royalty fee yang harus Anda bayarkan. Tarif royalti ini agak unik. Besarnya 20%, tapi tidak dihitung berdasarkan total pendapatan, melainkan dari harga pokok seluruh pendapatan pelatihan itu. "Semacam biaya produksi kalau di industri barang. Harga pokok tersebut bisa 40% dari harga jual, bisa juga lebih, tergantung dari bobot modul," ungkap Dhyana. Royalti ini disetor setiap tiga bulan.

Selain itu, Anda juga harus menanggung biaya operasional Binus Center dan gaji pengajar yang besarnya bisa mencapai ratusan juga per bulan. Dengan skema seperti itu, "Balik modalnya enggak sampai dua setengah tahun," janji Dhyana. Berminat? "List kami panjang, lo," ungkapnya
__________________

Bengkel Resmi Motor

snis jasa bengkel motor merupakan bisnis yang tak mengenal surut. Tengok saja populasi kendaraan roda yang kini jumlahnya mencapai jutaan. Suatu jumlah yang luar biasa untuk dibisniskan. Bukankah motor tersebut perlu perawatan tetap prima. Melihat prospek yang menjanjikan ini, banyak orang yang mengadu nasib dengan membuka bengkel motor.
Menurut Wakijan, Quality Assurance Manager PT Wahana Makmur Sejati (WMS), diler utama motor Honda Jakarta dan Tangerang, Jumat (12/3) jumlah AHASS di Jakarta sekitar 240 buah. Sedangkan di Indonesia hampir 2.000 buah. AHASS sebetulnya merupakan usaha skala kecil dan menengah (USKM). Tiap orang bisa saja membuka bengkel resmi Honda.

Tapi, Wakijan mengingatkan, tentu ada persyaratan yang harus dipenuhi sebelum ditunjuk sebagai bengkel resmi. Ukuran tempat usaha minimal 6x15 meter, berada di lokasi yang sesuai dengan mapping yang ada dan mengikuti aturan main yang ditetapkan AHM, maupun WMS. “Jika sudah menjadi bengkel resmi, tidak boleh melayani motor merek lain selain Honda. Kami ingin pemilik bukan sekadarinvestor saja, tapi juga punya komitmen tinggi dan niat yang baik serta bisa diajak kerjasama. Dengan demikian pelayanan kepada konsumen semakin baik,” ujarnya.

Syarat lain, Wakijan menambahkan, mempunyai tempat sendiri atau kontrak minimal 5 tahun. Memiliki izin usaha minimal izin domisili, SIUPP, NPWP, Tanda Daftar Perusahaan. Juga mempunyai mekanik minimal 3 orang dan 1 front desk. Jumlah bike lift (tempat kerja) minimal 2 buah.Tapi untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan seluruh jaringan AHASS harus memiliki standar fasilitas fisik yang sama yaitu Front Desk, Bike Lift, Piping System, Exhaust System dan Oil Drain.

Jika urusannya legal telah siap, bisa dikirim ke main dealer wilayah setempat. Untuk Jakarta dikirim ke WHM. Setelah beres akan disurvei dulu apakah sesuai dengan tempat dan lokasi. Jika ini disetujui maka sekitar 1 bulan sesudahnya, ada approving dari AHM.

Bengkel ATPM yang tak kalah ramai adalah Yamaha. Jika Honda memakai embel-embel AHASS maka Yamaha memasangf YSS (Yamaha Service Shop). Menurut Herry Setianto Promotion Manager PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), kepada SH via telpon Jumat (29/4), saat ini bengkel resmi Yamaha ada 1.200 buah. Seluruh bengkel tersebut memiliki dan mengikuti pola pelayanan yang standar (seragam).

Sebagai bengkel ATPM, Herry menyebut ada 2 kelas YSS, yakni bengkel 3 S yang merupakan tempat penjualan, sekaligus servis dan sukucadang. Jenis bengkel ini terbanyak yakni 625 buah. Sedangkan yang hanaya melayani perbaikan saja berjumlah 550 buah. ”Kami akui untuk saat dengan jumlah bengkel resmi YSS, kami belum bisa maksimal melayani pelanggan. Kami saat ini sedang menggodok proses penambahan sekitar 300 bengkel sekaligus jaringan baru untuk tahun ini. Upaya penambahan ini tidak sekaligus namun secara berkala,” ujar Herry.

Untuk membuka YSS, urai Herry, tak ubahnya seperti membuka perusahaan baru. Yang jelas ada prosedur dan persyaratannya yakni administratif (NPWP, SIUP, IMB, KTP, Ijin : Usaha, keramaian). Sudah ada bangunan milik sendiri, bukan kontrak. Luas lahan (gedung) minimal 5 X 20 meter. Jarak antar bengkel resmi Yamaha terdekat tidak ditentukan (sesuai populasi unit motor).

”Calon bengkel resmi Yamaha, menurut Herry, tidak sebagai distributor atau bengkel resmi sepeda motor merek lain,” ujarnya. Selain itu, juga wajib menyediakan dan menjual sukucadang asli Yamaha dan oli Yamalube yang direkomendasi oleh Divisi Spare-parts Yamaha .

Sejumlah persyaratan lain yang harus dipenuhi di antaranya, bersedia ditunjuk menjadi ACS (Authorized Claim Shop); desain dan lay-out interior dan eksterior harus sesuai standar Yamaha; mekanik wajib mengikuti training sebelum bengkel beroperasi.

CombroModif

Combro yang telah menjadi makanan populer di Jawa Barat ini, naik kelas dengan sejumlah inovasi di tangan Atmaja. Hasilnya, konsumen harus rela antri untuk hanya untuk membeli beberapa potong.
Gila! Hanya combro. Hari gini untuk bisa menikmati combro, yang merupakan makanan populer di masyarakat (Sunda: oncom di jero atau oncom di dalam, red.) saja, para penikmatnya harus berjuang. Telat sedikit, jangan berharap Anda kebagian. Itulah fakta yang terlihat dari antrian pembeli makanan khas masyarakat Jawa Barat yang mangkal di Jalan Suryakencana, Bogor, ini. Adalah Combro Atmaja alias combro rajikan Pak Atmaja yang mampu menyedot konsumen bukan hanya di sekitar Bogor, melainkan juga dari Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, bahkan Belanda, Jepang, dan Singapura.

“Padahal sebenarnya combro ini tidak ada bedanya lho dengan combro-combro lain. Mungkin, karena setiap hari saya selalu mengganti minyak gorengnya. Selain itu, barangkali karena bahan bakunya, saya menggunakan singkong Mangu yang kualitasnya paling bagus dibandingkan singkong-singkong lain. Juga menggunakan cabai kampung yang walau kecil dan ramping bentuknya, tapi pedasnya pas. Sedangkan, bahan oncom yang saya gunakan adalah oncom merah atau tanpa bahan pengawet. Lebih dari itu, tentu trik atau cara mengolahnya, termasuk cara menggulungnya,” kata Atmaja, mengira-ngira kelebihan produknya sehingga memancing orang menyemut.

Namun yang pasti, Atmaja yang dalam menjalankan usahanya dibantu dua saudara dan seorang tetangganya ini, lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. Bahkan, boleh percaya boleh tidak, dia sendiri tidak terlalu menggubris apakah usahanya rugi atau untung. Bahkan dia tak terlalu mau tenggelam seharian mengurus bisnisnya. Hal ini terbukti dari “jam kerjanya” yang hanya tiga jam/hari. “Masalahnya yaitu tenaga kerja kami terbatas. Capeklah kalau harus berdagang seharian. Jadi begitu jualan kami habis, ya, kami pulang untuk beristirahat. Lalu, mempersiapkan bahan-bahan untuk berjualan keesokannya,” ujarnya, polos.

Di samping itu, ternyata bisnis Atmadja juga dibatasi oleh ketersediaan bahan baku. Seperti yang disebutkan di atas, salah satu bahan bakunya sangat spesial dan suplainyapun sangat terbatas. Singkong Mangu semakin sulit didapat dan kalaupun tersedia harganya mahal, sehingga dia terpaksa tidak lagi menggunakan singkong ini dan menggantinya dengan singkong lain, yang kualitasnya sedikit di bawah singkong Mangu. “Dulu, karena sangat mempertimbangkan kualitas, kalau kehabisan singkong Mangu saya memilih untuk tidak berjualan. Jadi dalam tujuh hari (seminggu, red.), kadang-kadang saya hanya berjualan tiga atau empat hari,” lanjutnya.

Dengan “jam kerja” dari jam 11.00 hingga jam 14.00, pada hari kerja Atmaja menggoreng (baca: menjual) 400 combro dari 20 kg adonan dan 800 combro dari 40 kg adonan pada hari libur atau akhir pekan. Dengan demikian, dari harga combro Rp1.200,- per buah, setiap hari dia mampu meraup omset sekitar Rp480 ribu sampai Rp960 ribu. Pendapatan ini di luar pesanan untuk pesta perkawinan dan dari lima pelanggan tetapnya, di antaranya beberapa hotel di sekitar Bogor, yang masing-masing memesan 100–200 buah per pelanggan. “Saya tidak bisa menerima pesanan lebih dari itu, khawatir tidak dapat memenuhi tepat pada waktunya. Di samping itu, juga kualitas singkong yang saya peroleh. Kalau hari itu saya tidak bisa mendapatkan singkong yang kualitasnya bagus, saya terpaksa menolak pesanan. Sebenarnya, kalau dituruti, saya bisa membuat 1.000–2.000 combro setiap harinya,” kata Atmaja yang tidak menerima pesanan, saat sedang berjualan.

Berbeda dengan combro lain yang lebih sedap disantap saat masih hangat, makanan berbentuk bulat lonjong made in dapur Atmaja ini masih tetap renyah, gurih, dan tentu saja lezat meski sudah dingin. Tapi untuk menghindari basi, untuk pesanan, combro Atmaja biasanya digoreng setengah matang. “Combro saya bertahan dua hari,” jelasnya. Sedangkan untuk pembeli ketengan (satuan, red.), tergantung permintaan konsumen apakah ingin digoreng matang atau setengah matang.

Usaha combro ini sebenarnya bisnis keluarga yang sempat terhenti pada 1998, karena berbagai situasi ekonomi yang sulit. Dengan mengerahkan modal harian Rp200 ribu hingga Rp250 ribu (setiap lima hari sekali, modal ini membengkak menjadi Rp400 ribu bila persediaan gas, kantung plastik, dan dus pembungkus habis, red.), laba kotor yang diraupnya hanya sekitar Rp250 ribu. “Jadi kalau dibilang harga combro saya kemahalan, saya kira itu keliru,” katanya.

Melihat minat konsumen yang semakin besar ini, ke depannya, Atmaja berencana membangun pabrik yang mampu menghasilkan 3.000–4000 combro per hari, dengan syarat singkong selalu tersedia.

Demikan pula dengan jumlah tenaga kerja yang bertugas menggulung parutan singkongnya harus diperbanyak. Lantas, untuk variasinya produknya akan ditambahkan misro, pisang goreng, tempe goreng, dan tahu goreng Sumedang, “Untuk sementara ini, saya hanya ingin memiliki ruangan khusus berukuran 4 x 4 meter untuk mengganti gerobak ini dan terus berusaha menjaga mutu produk.

Karena, sesepele apa pun pekerjaan itu, tidak ada yang boleh dikerjakan dengan main-main, termasuk dalam membuat combro,” tegas Atmaja yang belum berani membuka cabang di Jakarta. Memang hanya combro, tapi dengan berbagai terobosan dan inovasi, maka makanan “kelas rakyat” ini akan diminati orang dan tentu menjadi peluang bisnis yang menjanjikan

Talas sampe ke jepang

Saudara-saudara, jangan bingung cari lahan bisnis baru. Mari kita tanam talas sebanyak-banyaknya karena, pasarnya masih terbuka lebar di Jepang.
Diberitakan, bahwa satoimo (talas) yang merupakan salah satu komoditas makanan daerah tropis bakal menjadi primadona ekspor baru Indonesia. Konsorsium Satoimo Indonesia-Jepang yang dibentuk atas inisiatif Kadin Indonesia Komite Jepang, telah melakukan ekspor perdana setelah persiapan selama tiga tahun. “Setiap bulan akan diekspor 25 ton satoimo yang oleh pembeli, Global Seafood Limited, akan langsung dimasukkan ke supermarket-supermarket di Jepang,” ujar Ariful Y. Hidayat. Ketua Konsorsium Satoimo Indonesia-Jepang. Demikian dilaporkan CPAS, beberapa waktu lalu. Berita ini tentu saja mengingatkan kembali orang akan nilai ekonomis talas yang selama ini kurang serius dilirik Indonesia, padahal potensinya sangat besar dan hampir semua wilayah di Indonesia , talas agak mudah dibudidayakan.

Talas merupakan tanaman pangan yang bersifat menahun. Dilihat dari asal muasalnya, talas yang mempunyai nama lain Taro, Old cocoyam, Dash(e)en, dan Eddo(e) ini berasal dari Asia Tenggara, yang lalu menyebar ke Cina dan Jepang. Lantas, kembali lagi ke Asia Tenggara dan beberapa pulau di Samudra Pasifik.

Di Indonesia, tanaman yang di beberapa negara dikenal dengan nama Abalong (Filipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi (Malaysia), Satoimo (Jepang), Tayoba (Spanyol), dan Yu-tao (Cina) ini, bisa dijumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan yang terletak 1000m di atas permukaan laut (sumber lain mengatakan 1.300 m di atas permukaan laut, red.) baik liar maupun dibudidayakan.

Bogor dan Malang merupakan kota-kota yang “ditunjuk” untuk “mengembangbiakkan” talas. Berbagai jenis talas terdapat di Kota Hujan ini, seperti talas sutera, talas bentul, talas ketan, talas paris, talas loma, talas pandan, dan talas lampung. Di sini juga dapat dijumpai talas mentega atau talas gambir atau talas hideung. Perlu diketahui, selain talas-talas yang telah disebutkan di atas, juga terdapat talas yang biasanya tidak dikonsumsi karena rasanya tidak enak atau gatal, seperti talas bolang. Selain itu, juga talas sente yang lebih sering digunakan untuk pajangan, sedangkan daunnya lebih banyak dipakai untuk makanan ikan. Sekadar informasi, berdasarkan data yang diperoleh, jumlah total produksi talas pada 1999 di Bogor mencapai 17.699 ton/tahun.

Secara komersial, talas bentul merupakan talas yang paling banyak dibudidayakan di kota ini. Sebab, talas yang rasa umbinya enak dan pulen ini, sangat cocok bila digoreng atau dibuat keripik dan hasil panennya banyak. Di samping itu juga talas loma. Budidaya talas loma dan diversifikasi produk olahannya, telah dilakukan oleh Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), sebagai pelaksanaan kegiatan Iptekda LIPI dengan memperbanyak bibit loma secara cepat dan massal.

Beberapa hal yang perlu diketahui bahwa untuk membudidayakan talas yaitu lingkungannya harus bersuhu 21° C–27° C, dengan kelembaban udara 50%–90%, adanya sinar matahari langsung, dan curah hujan 2.000 mm/tahun. Pada kondisi optimal, hasil produksi komoditi andalan Kota Bogor ini dapat mencapai 10 ton/hektar. Di sisi lain, talas gampang ditanam di hampir semua jenis tanah dan juga dapat ditumpangsarikan.

Di samping dikonsumsi sebagai makanan pokok dan makanan tambahan karena mengandung karbohidrat tinggi, protein, lemak, dan vitamin, tanaman yang mengandung asam perusi atau asam biru ini, juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Ambil contoh, umbi dan pelepah daunnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat, dan pembungkus. Daun, sisa umbi, dan kulit umbinya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasikan. Di luar itu semua, karena mampu tumbuh di lahan yang agak berair sampai dengan lahan kering, tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan dan penghijauan.

IPB mengubah talas menjadi produk bernilai tambah yaitu dengan mengembangkan suatu formulasi makanan sarapan cepat saji dengan rasa cokelat dan vanila yang gurih dan lezat, dengan menggunakan metode pengeringan. Produk yang dihasilkan berbentuk remah-remah kering berwarna putih kekuningan. Penyajian produk tersebut dilakukan dengan penambahan air hangat.

Dalam perkembangannya, talas bukan lagi makanan kampung. Pasalnya, Amerika Serikat dan sejumlah negara Uni Eropa kian menggemari talas dalam bentuk tepung. Demikian pula dengan Jepang, yang selama ini kebutuhannya dipasok oleh Cina. Saat ini, di negara-negara tersebut telah muncul pasar keripik talas loma yang berasal dari Hawai. Kondisi ini membuat peluang kita untuk mengekspor keripik talas, cukup besar. Apalagi, budidaya talas mudah dilakukan dan tidak bersifat musiman.

Kembali ke peluang pasar tadi. Peluang ekspor talas semakin terbuka di jepang karena produksi satoimo di Jepang terus menurun akibat biaya produksi terus meningkat. Selain itu, juga karena faktor musim yang tidak memungkinkan petani Jepang menanam satoimo sepanjang tahun. Rahedi Soegeng, Direktur Eksekutif Konsorsium Satoimo Indonesia-Jepang, mengatakan,”Konsumsi satoimo di Jepang mencapai 3 kg per kapita/tahun. Dengan asumsi, penduduk Jepang sekitar 120 juta, sehingga kebutuhan satoimonya mencapai 360 ribu ton/tahun “, kata Soegeng. Sekadar informasi, sejak 1996, produksi satoimo terus menurun hingga 250 ribu ton. Akibatnya, ada kekurangan pasokan sebanyak 110 ribu ton, yang dipenuhi dengan mengimpor dari Cina yang mampu memasok 65 ribu ton/tahun. Berkaitan dengan itu, masih ada peluang bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan itu sebanyak 45 ribu ton.

Untuk memenuhi kebutuhan itu, Ariful menargetkan lahan satoimo seluas 70 hektar yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah dengan melibatkan petani setempat. Pada 2007, diharapkan ladang satoimo dapat meningkat menjadi 1.000 hektar. “Dan, pada 2008 bisa meningkat menjadi 3.000 hektar sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Jepang,” katanya.

Bila satu hektar lahan satoimo, Ariful melanjutkan, dikerjakan oleh lima petani, maka jika target 3.000 hektar lahan dapat direalisasi, bisnis ini dapat menyerap 15 ribu petani. Itu belum termasuk kebutuhan tenaga kerja pengolahan yang mencapai 11.250 orang.

ANALISIS USAHA

Analisis budidaya talas dengan lahan seluas 400 m2
dalam satu musim tanam (7 bulan) di daerah Bogor
pada 1999 oleh Institut Pertanian Bogor (IPB):

A. Biaya produksi
1.Sewa lahan Rp200.000,-
2.Bibit: 5.000 batang @Rp150,- Rp250.000,-
3.Pupuk: Urea 10 kg @Rp1.500,- Rp 15.000,-
4.Pestisida: Pembasmi serangga 1 botol Rp 25.000,-
5.Peralatan: Cangkul Rp 20.000,-
6.Tenaga kerja: Mencangkul lahan 3 OH @Rp10.000,- Rp 30.000,-
Menanam bibit 2 OH @Rp10.000,- Rp 20.000,-
7.Panen dan pascapanen: Panen 2 OH @Rp10.000,- Rp 20.000,-

Jumlah Rp 580.000,-
B. Pendapatan: 5.000 batang @Rp200,- Rp1.000.000,-
C. Keuntungan Rp 420.000,-

bengkel

09-03-2006, 07:12 AM
Martin “ Jual Konsep” Bengkel Motor HiTech

Bengkel motor biasa saja, sebenarnya sudah bisa menguntungkan, di tengah semakin meningkatnya pemakai sepeda motor. Dengan sedikit tambahan investasi untuk peralatan high tech, maka derajad bengkel motor Anda sudah layak disejajarkan dengan bengkel besar milik Yamaha, Honda dan lain-lain.
Setiap bisnis pasti membutuhkan modal, tetapi tidak benar bila tanpa modal (uang) bisnis tidak dapat berjalan. Seperti dua sisi mata logam, kalimat tadi bisa terdengar bombastis oleh orang baru akan memulai membuka bisnis. Sebaliknya barangkali menjadi klise bagi yang telah malang-melintang dalam rimba dunia usaha. Kedua anggapan bisa jadi benar, tergantung dari sudut mana arah memandang.

Apa yang dijalankan oleh Hendry Martin, pengelola bengkel sepeda motor bernama Dysha Motor Sport, di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan boleh menjadi contoh, satu di antara sekian ribu orang yang membuka usaha tetapi tidak ingin pusing urusan modal investasi. “Saya gila motor sejak dari kelas tiga SMP, ikut berbagai balapan motorcross, road race dan sebagainya sampai berhenti tahun 2002,” ceritanya mengawali tentang latar belakang usaha bengkel tersebut.

Martin pertama kali membuka bengkel sepeda motor pada tahun 2003 dengan modal Rp 20 juta. “Saya katakan bengkel yang tidak ada isinya,” tukasnya. Disebutkan, dari modal sebesar itu Rp 5 juta digunakan untuk membeli kompressor dan peralatan bengkel. Sisanya adalah untuk melengkapi spare part dan aksesoris tetapi hanya yang bersifat fast-moving spare parts , alias barang cepat laku. Seperti kaca spion, sticker, pedal cover dan barang lain yang sifatnya pendukung estetika sebuah motor.

Dari pengalamannya tersebut, Martin memiliki keinginan mengembangkan bengkel motornya agar tidak sekadar sama seperti bengkel sepeda motor yang ada. Dengan latar belakang hobi berikut komunitas motor yang diikutinya, costumer yang datang ke bengkelnya kebanyakan adalah para anggota klub serta komunitas motor yang jumlahnya ribuan. Konsumen ini, selain jumlahnya bertambah banyak, juga layanan yang dibutuhkan tambah beragam. Dari sekedar, ganti oli hingga memodifikasi bentuk fisik motor.

Seiring membanjirnya konsumen, plus kecepatannya dalam menggarap kebutuhan klien membuat bengkelnya semakin kondang. Bengkel kecil miliknya akhirnya menempati urutan teratas dari beberapa bengkel yang direkomendasikan oleh klub-klub motor, seperti Tiger, Scorprio 150 CC, Ninja dan sebagainya. Saking ramainya konsumen, khusus pada hari Sabtu dan Minggu bengkelnya buka selama 24 jam. Ia pun laris manis diminta menjadi pembicara dalam event sepeda motor yang diselenggarakan oleh motor bike clubers .

Potensi pasar yang lebih besar sering diperolehnya jika melayani para pemilik dan penggemar motor besar. Buka apa-apa. Biasanya mereka –yang rata-rata berkantong tebal—meminta layanan yang aneh-aneh. Enaknya sekali datang para big bikers ini tidak segan-segan merogoh saku cukup dalam, bila memang merasa puas. “Ada yang mengerti mesin, ada yang tidak, dan kita ngomongnya selalu jujur karena long-term relationship yang dicari, sehingga pernah kita dibayar Rp 2 juta hanya untuk servis kecil,” kisahnya.

Kalau begini-begini terus, Martin beranggapan kelangsungan bisnisnya tetap terjaga. Apalagi kalau hanya sekedar cari makan. Dia bermimpi agar satu saat bengkelnya jadi besar. “Kemudian saya berkeinginan membuka bengkel yang bagus. Tetapi masalahnya saya tidak pegang duit, tetapi saya punya konsep,” ujarnya. “Besar” yang dimaksud Martin tentu saja relatif bagi banyak orang. Tetapi setidaknya dalam benaknya, bengkel motor itu dikatakan besar jika peralatan pendukungnya benar-benar yang high-tech . Itu berarti perlu invetasi untuk membeli peralatan yang dimaksud.

Terus, kalau sudah ada investasi untuk membeli peralatan, maka langkah selanjutnya adalah adalah memberikan layanan yang total kepada konsumen atau lazim disebut one stop service. “Fokusnya begitu orang datang servis motor, terus mereka menginginkan bikin costum macam-macam, semuanya bisa dikerjakan di bengkel tersebut. Kalau ada yang mau bubut kita punya mesin bubut, kalau mau dipres kita punya mesin pres, kalau ingin tes performance kita punya engine performance testing,” paparnya.

Namun pria kelahiran Padang ini mengatakan, bahwa dana yang mesti dikeluarkan buat semua hal di atas tidaklah sedikit. Ia memperkirakan modal pengadaan alat-alat mencapai Rp 500 juta, belum termasuk lahan. Sehingga total yang dibutuhkan kurang-lebih sebesar Rp 600 juta. Akhirnya untuk mewujudkan konsepnya itu, selama setahun dia menyusun road map secara detil termasuk mengenai bentuk pengembangan usaha nantinya. Sedangkan bengkel miliknya yang dia pergunakan sebagai semacam prototipe. Hasilnya, seorang rekannya sangat tertarik mendanai berapa pun modal yang dibutuhkannya dengan sistem bagi hasil.

Martin optimis, dibutuhkan waktu tidak terlalu lama untuk mencapai break event point. Dikatakan bahwa selama ini dengan sistem manual, seorang mekanik hanya dapat memegang satu buah motor. Sebaliknya dengan memakai injeksi mesin, alat tinggal dicolokkan ke mesin, kompressor lalu dihidupkan, akan bekerja otomatis dan selesai dalam waktu 15 menit. Sementara itu pula bisa ditinggal untuk menggarap motor yang lainnya. Bila dianggap waktu efektif satu hari rata-rata 6 jam saja, dengan memiliki 2 buah alat, berarti dalam setiap jam mampu menggarap 8 buah sepada motor. Jika saja tariff servis rata-rata dikenai Rp 60 ribu, maka diperoleh Rp 60 ribu X 8 X 6 = Rp 2,88 juta per hari, atau Rp 86,4 juta per bulan hanya dari pendapatan servis. Belum untuk jenis layanan yang lainnya serta penjualan spare part dan aksesorisnya. “Paling lama dua tahun, sudah balik modal” ucapnya yakin.

Ia juga menegaskan bahwa rencananya tidak berhenti sampai di situ. “Pada tahun 2007 nanti, kita targetkan sudah memiliki lemabaga R&D (Research and Development),” ungkapnya. Dengan layanan tersebut maka Dysha akan sanggup melayani apa pun keinginan costumer. Baik memenuhi permintaan segala macam bentuk modifikasi bentuk, akselerasi, atau pun sekedar memperbaiki kendaraan yang cacat karena kecelakaan sehingga bisa tampil utuh seperti kendaraan baru. “Termasuk melakukan produksi bermacam-macam bentuk tools dan sebagainya,” tambahnya.

Diakui Martin, bahwa gagasan tersebut belum sepenuhnya terlaksana. Minimal mengamati perkembangannya, ia yakin angin keberuntungan berada di pihaknya. “Pada saat ini saya sudah punya costumer tetap, saya telah memegang kepercayaan, dan pelanggan tidak bakal lari kalau kita tidak buat kesalahan,” tandasnya. Maka untuk menjaga loyalitas konsumen, selain layanan yang profesional juga melalui pendekatan personal. “Anggota club atau pun komunitas berjumlah ribuan, satu orang pelanggan akan mengajak teman-temannya yang lain,” kilahnya. Well begun is half done!

Dobbi Fried Chicken

Setelah sempat terseok-seok, Irawan kini sukses mengelola bisnis ayam goreng. Dobbi, gerai ayam goreng yang dikelolanya kini telah menyebar ke beberpa kota di Jogja, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dari peternak ayam hingga penjual daging. Inilah yang dilakukan pengusaha muda dari Jogja, Irawan Kusumo W (30). Di kalangan peternak ayam di kabupaten Sleman (DIY) lelaki bertubuh tinggi besar ini, bukan sosok yang asing lagi. Maklum dia memang pernah menjadi salah satu pemain besar dalam bisnis peternakan ayam ras di sana.

Selain dikenal sebagai peternak ayam, Irawan belakangan memang sibuk mengembangkan bisnis pengolahan daging ayam. Selain mensuplai kebutuhan untuk horeka (hotel, restoran, dan kafe) yang ada di sekitar propinsi DIY, dia juga menjual ayam goreng fried chicken dengan brand name Dobby. Walau terbilang pendatang baru, ayam goreng Dobbi, telah berhasil menarik perhatian para penikmat makanan cepat saji. Ini terlihat dari perkembangan gerai membiak. Jika tak sempat ke Jogya, “Dobby” bisa juga ditemukan di Solo dan Wonogiri dan Kediri.

Untuk membiakkannya Irawan bermitra dengan para pemilik modal untuk membuka usaha ayam goreng tersebut. “Kalau hanya sekedar mengejar jumlah outlet kami tentu sudah banyak, karena telah ada puluhan orang berminat bergabung,” kata bapak dua anak ini.
Menurut pengakuannya, telah banyak pemilik uang yang serius mengajak kerjasama, tapi sebagian tidak bisa dipenuhi. Selain karena lokasi usaha yang kurang strategis, juga karena sikap sebagian peminat yang hanya sekedar setor modal alias menjadi investor pasif saja. Mereka inilah yang hanya ingin menyerahkan modal, tapi tidak mau terlibat mengelola atau mengembangkan usaha. Sementara, bagi Irawan keterlibatan pemilik modal dalam operasional merupakan salah satu persyaratan. “Paling tidak untuk tahap pengembangan awal mereka harus terlibat, walaupun setelah berjalan baik diserahkan kepada orang lain yang dipercaya,” tandasnya.

Irawan memang memiliki konsep bukan sekedar bisnisnya berkembang pesat, tapi ia juga ingin menebarkan semangat kewirausahaan bagi orang lain. “ Konsep kami, investor harus ikut mengelola usaha, agar mereka punya keterikatan emosional dalam berbisnis,” ungkap salah satu pengelola Enterpreneur University (EU) di Solo ini.

Menurut Irawan, ia membidik konsumen yang gemar makan fast food. Untuk menghasilkan makanan yang menurutnya sangat enak dan sehat, dia tidak memanfaatkan MSG ( monosodium glutamate) atau vitcin. “Saya berani jamin, produk kami benar-benar bebas penyedap rasa dari vitcin,” paparnya. Dan yang penting, renyah dan gurih, seperti layaknya kita menyantap ayam goreng dari manca negara.

Untuk menciptakan hasil gorengan ayam yang benar-benar cocok di lidah konsumen, Irawan mengaku dibantu seorang koki yang pernah bekerja di sebuah restoran cepat saji ternama. “Untuk menciptakan rasa yang cocok di lidah kebanyakan orang Indonesia, saya memang melibatkan koki alumni dari resto ayam goreng yang cukup terkenal,” tutur kelahiran 19 Februari 1976 tersebut.

Bagi mereka yang berminat mengembangkan bisnis resto ayam goreng, agaknya ayam goreng Dobbi bisa menjadi alternatif pilihan yang menarik. Sebab untuk membuka usaha ini, tidak diperlukan modal besar. Ada tiga pilihan paket investasi yang ditetapkan, masing-masing senilai Rp 9.5 juta, Rp 14.5 juta dan Rp 45 juta. terserah pemilik modal mau memilih paket yang mana.

Untuk paket pertama, mitra kerjasama akan mendapat counter berikut alat produksi,dari majic jar, kompor hingga peralatan penggorengan. Paket tersebut memang khusus bagi mereka yang ingin mengambil counter berikut alat produksi saja. Mereka bisa mengerjakan sendiri pembuatan desain gerai sesuai dengan gambar yang sudah ditentukan. Tapi bila ingin beres, bisa mengambil paket kedua karena selain dapat paket pertama, dengan menambah dana sekitar Rp 5 juta, anda cukup duduk manis karena semua pengerjaan desain akan digarap oleh tenaga khusus yang sudah profesional di bidangnya.

Seperti disebutkan di atas, Dobbi tidak sekedar menjual produk ayam goreng saja, tapi menawarkan alternatif tempat makan yang santai dengan menu spesial ayam fried chicken dan burger. Untuk itu, gerai harus didesain sedemikian rupa agar tampil menarik, bukan sekedar supaya enak dipandang tapi juga nyaman untuk disinggahi. Ada standar baku untuk tampilan counter, meja dan kursi makan, hingga warna cat sampai bentuk brand identity-nya.
Memiliki lokasi tanah, memang menjadi persyaratan untuk mereka yang ingin membuka usaha Ayam Goreng Dobbi. Tidak harus tanah sendiri, tapi bisa sewa asal lokasinya strategis untuk bisnis. Ukuran mininal lokasi usaha sekitar 5 X 7 meter. Untuk disain bisa dibuat sendiri karena pihak manajemen sudah menyediakan panduan berupa gambar. Tapi kalau ragu-ragu, bisa menyerahkan kepada manajemen untuk mengerjakannya.

Menurut Irawan, prospek bisnis yang kini digelutinya sangat cerah. Apalagi belakangan telah menjadi trend di masyarakat bahwa makan bukan lagi sekedar mengisi perut, tapi telah berkembang menjadi trend bagian dari gaya hidup. Karena itulah, ia membuat konsep gerainya berpenampilan seperti kafe dimana orang yang datang akan bisa duduk santai. Sambil cuci mata juga oke kok.

Sangat wajar bila Irawan merasa optimis bahwa bisnisnya akan berkembang cukup bagus. Sebagai pengusaha Irawan benar-benar berangkat dari nol. Sejak masih duduk di bangku SMA dia sudah mandiri. Padahal kalau mau dia cukup bisa minta fasilitas dari orangtuanya yang sempat menjadi salah satu pejabat di Mabes Polri. “Sejak kecil saya sudah dididik untuk mandiri,” katanya anak pertama dari tiga saudara ini.

Irawan mengaku, sewaktu masih duduk di SMA ia sudah biasa mencari penghasilan dengan cara menjadi sopir angkutan. Ia juga pernah mencoba berbisnis sembako. Saat kuliah di D3 Elektro UGM, ia mendapat kepercayaan untuk mengelola peternakan ayam. Itu terjadi tahun 1998 lalu ketika krismon sedang ganas-ganasnya melanda negeri ini. “Tanpa jaminan apa-apa saya dipinjami dana delapan puluh juta untuk membuat peternakan ayam,” katanya.

Mendapat amanah seperti itu, Irawan berusaha menjalankannya dengan sebaik mungkin. Ia tidak mau mengecewakan pemilik modal. Dengan modal tersebut, ia membangun peternakan ayam di kawasan Sleman. Dari ayam ribuan, akhirnya ia berhasil mengembangkan menjadi ratusan ribu ekor ayam.

Pengalaman mengelola peternakan ayam tersebut, membuat kepekaan bisnis Irawan kian terasah. Baginya, bisnis peternakan merupakan bisnis yang penuh resiko. Bila tidak ditata dengan manajemen yang cukup baik, bisa-bisa bisnisnya akan berantakan. Kenyataan ini sempat dialaminya, karena orang yang kepercayaannya ternyata tidak bisa menjalankan tugas yang telah diserahkan dengan baik. “Saya sempat terpuruk mengalami kerugian ratusan juga rupiah,” cerita Irawan.

Tapi menurut Irawan, kehancuran bisnis peternakan ayam tidak semata-semata masalah internal perusahaan, tapi juga disebabkan faktor internal yang berkaitan dengan kebijakan pemerintahan yang tidak tegas dalam soal impor daging ayam dari luar negeri. Itu terjadi tiga tahun lalu.”Sebelum isu flu burung kami sudah diserang badai ayam impor,” tukasnya.

Akibat banyaknya ayam gelap dari luar negeri yang masuk ke Indonesia tersebut, produk ayam Indonesia mengalami kemerosotan harga. Antara biaya produksi dengan hasil tidak imbang sama sekali. Untuk mengurangi kerugian tersebut, Irawan mencoba membuka usaha baru. Selain beternak, ia menjual mengolah sendiri daging tersebut untuk dijual langsung. Dengan berbagai cara, ia mencoba mempromosikan daging olahan tersebut. Ia lebih banyak memilih pasar hotel dan rumah makan. Ternyata upayanya membuahkan hasil. Ia bisa lega karena berhasil memasarkan ayam hasil peternakannya sendiri. “Paling tidak saya bisa meminimalkan kerugian,” ucapnya.

Dalam waktu yang tidak lama, Irawan berhasil menguasai puluhan rumah makan kafe dan hotel. Tapi persoalan kemudian muncul, karena mereka hanya memilih bagian tertentu dari daging ayam tersebut. Tegasnya, ada beberapa bagian seperti paha kepala dan sayap yang kurang peminat. Namun lelaki kelahiran Kediri, Jatim ini tidak kekurangan akal. Ia mencoba menjual paha, kepala dan sayap tersebut dalam bentuk fried chicken. Semula produk itu dijual keliling dengan gerobak sepeda.

Tapi sistem penjualan dengan gerobak kemudian ditinjau ulang karena dinilai tidak feasible secara bisnis. Antara hasil dan biaya operasional tidak imbang. Karena itulah, Irawan mulai melirik untuk mendirikan rumah makan dengan menu tetap fried chicken ditambah dengan aneka minuman pendukung. Maka lahirlah ide untuk mendirikan ayam goreng Dobbi. Tidak disangka, ketika dibuka pertama di kawasan Seturan, Jogja, sambutan masyarakat sangat bagus. Dari sinilah, Irawan mulai menyiapkan sistem manajemen karena ada beberapa konsumennya yang tertarik untuk bekerja sama membuka gerai baru.

Sulastri (34) yang membuka gerai di samping markas Polresta Solo, agaknya salah satu mitra bisnis yang sudah menikmati untuk dari ayam goreng Dobbi. Menurut pengakuannya sejak dibuka enam bulan lalu omset penjualannya lumayan. “Semakin hari omset kami terus meningkat,” kata Sulastri. Sulastri yang kini mempekerjakan dua orang karyawan optimistis tidak sampai satu tahun akan segera balik modal. ia juga berniat untuk membuka lokasi baru setelahy kesuksesan di lokasi yang pertama.

minimart non F

Bisnis Convenience Store Mini Market - Non Franchise -

Berikut sample hitung hitungan bisnis mini market yang own brand alias non franchise..

Di lokasi strategis dengan loyalitas konsumen sekitar 300 orang an per hari, ini konservatif banget, bisa lebih bisa kurang


MINI MARKET KAFE GAUL
-------------------------------------

Asumsi Luas 10 X 20 M2

A. Investasi Awal Di Luar Bangunan
- Peralatan Rak Double dan Single
Komputer, Meja Dll Rp 90,000,000
- Renovasi Rp 20,000,000

TOTAL = Rp 110,000,000

B. Belanja Barang Pertama Buka Rp 200,000,000


C. Biaya Rutin Bulanan

1.) Gaji Karyawan ( 6 Orang ) = Rp 5,000,000
2.) Listrik & Telepon = Rp 3,000,000
3.) Bensin, Perjalanan, Kantong Kemasan = Rp 1,000,000
4.) Lain Lain Rp 500,000

TOTAL = Rp 9,500,000

D. Belanja Stock = Rp 160,000,000

E. Penjualan (Asumsi 300 Orang Sehari)
Rp 20,000 x 30 Hari = Rp 180,000,000



Maka, Laba Bersih Rata Rata = E - D - C = Rp 10 Jutaan